Macan Kumbang TNI Terkam Penggorok 2 Polisi yang Bunuh 6 Brimob
- Yonif Raider 515/UTY
VIVA – Sebuah sejarah tercipta pada 18 Juli 2016, orang yang paling dicari-cari dan diburu kepolisian sejak tahun 2012, akhirnya dipastikan sudah tak bernyawa di dalam hutan Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Poso, Sulawesi Tengah.
Ya, gembong teroris sadis bernama Santoso alias Abu Wardah atau Syekh Abu Wardah tewas bersama tangan kanannya Mukhtar.
Kabar kematian pimpinan kelompok teroris yang menamakan diri Mujahidin Indonesia Timur (MIT), tersiar ke seluruh Nusantara, bahkan juga dunia.
Kematian Santoso menjadi pelipur lara bagi kepolisian. Sebab selain tak pernah mampu menangkap Santoso, sudah banyak anggota polisi menjadi tumbal keganasan Santoso di hutan Poso.
Anggota polisi yang pertama kali menjadi korban kelompok Santoso ialah dua personel Polsek Poso Pesisir Selatan, yaitu Briptu Andi Sapa dari tim Buser dan Kepala Unit Intelkam Brigadir Sudirman.
Keduanya dibunuh dengan cara yang tak manusiawi, leher mereka disembelih, tangan mereka diikat dan jenazah mereka dipendam ke dalam lumpur di hutan wilayah Gunung Biru. Keduanya dibunuh dengan disiksa terlebih dahulu.
Sebelumnya mereka diculik, saat itu mereka ketahuan melakukan penyelidikan atas laporan latihan militer di wilayah tersebut. Briptu Andi Sapa dan Brigadir Sudirman diculik pada 8 Oktober 2012, dan jenazah mereka baru ditemukan delapan hari kemudian.
Dua bulan berselang, tepatnya 20 Desember 2020, Santoso kembali beraksi, mereka menyergap patroli kepolisian, tak tanggung-tanggung empat anggota Brigade Mobil (Brimob) Polri dibantai dalam sebuah kontak senjata di Desa Kalora, Tambarana.
Empat anggota Brimob itu tewas kondisi parah, semuanya tewas diterjang peluru. Dua Brimob tertembak di kepala, dua lainnya tertembak di dada dan leher.
Meski sudah banyak anggotanya yang tewas, kepolisian terus berusaha menembus hutan Poso untuk bisa menghancurkan Santoso dan kelompoknya. Sayangnya, tahun demi tahun tak juga polisi mampu mewujudkan impiannya. Polisi hanya bisa menangkapi dan melumpuhkan kelompok Santoso yang berada di kota saja.
Malah di tahun-tahun berikutnya, Brimob harus kehilangan anggotanya di hutan Poso. Pada 6 Februari 2014, anggota Brimob Polda Sulteng bernama Bharada Putu Satria Wibawa, tewas dalam baku tembak di Desa Taunca, Poso Pesisir Selatan.
Lalu pada Agustus 2015, kelompok Santoso melenyapkan nyawa perwira Brimob. Korban bernama AKP Bryan Theopani Tatontos tewas dalam baku tembak di Pegunungan Langka Poso, Desa Kilo, Poso.
Bahkan, karena kegagalan polisi menjangkau Santoso, gembong teroris itu semakin congkak, Santoso cs kemudian malah menantang polisi dan Densus 88 untuk berperang terbuka di hutan Poso.
Akhirnya pada 10 Januari 2016, TNI dilibatkan memburu Santoso bersama kepolisian dalam sebuah operasi bernama Operasi Tinombala. Dalam operasi itu, TNI mengerahkan pasukan dari Kostrad, Marinir, Raider dan Kopassus.
Sejak saat perburuan kelompok teroris ini baru mulai memperlihatkan kemajuan dan hasil yang membanggakan. Sampai akhirnya, berdasarkan catatan VIVA Militer, pada Senin Wage 18 Juli 2016, prajurit TNI dari Batalyon Infanteri Raider 515/Ugra Tapa Yudha, di bawah komando Brigif 9/Dharaka Yudha, Divisi Infanteri 2/Kostrad, berhasil menembak mati Santoso.
Dalam penyerbuan yang menewaskan Santoso itu, batalyon berjuluk Macan Kumbang itu hanya mengerahkan 9 prajurit yang diberi sandi Tim Alfa 29. Santoso tewas dalam baku tembak selama 30 menit.
Baca: Rampok Sadis Berparang Keok di Tangan Prajurit TNI