Prabowo Subianto ke Amerika Cari Alutsista Harga Murah Kualitas Tinggi
- New York Times
VIVA – Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto hingga hari ini masih berada di Amerika Serikat (AS). Keberangkatan mantan Danjen Kopassus itu dikabarkan terkait dengan rencana pembelian alat utama sistem persenjataan pertahanan atau Alutsista yang akan digunakan oleh TNI dari Amerika Serikat.
Namun, hingga saat ini apa senjata yang akan dibeli Prabowo masih tanda tanya besar. Sempat beredar kabar lawatan Prabowo Subianto yang dilakukan sejak tanggal 15 hingga 19 Oktober 2020 itu terkait dengan rencana pembelian Jet tempur F-35 buatan AS yang kini tengah menjadi perhatian dunia internasional. Namun, lagi-lagi Kementerian Pertahanan Republik Indonesia hingga saat ini masih belum mengkonfirmasi kabar yang beredar tersebut.
Tapi perlu dicatat, lawatan Prabowo Subianto ke Negeri Paman Sam itu bukan dilakukan dengan tangan kosong. Prabowo bertekad Indonesia memiliki industri pertahanan yang mumpuni untuk bersaing dengan dunia internasional.
Maka, bukan tidak mungkin lawatannya ke AS setelah sekian lama sempat dicekal oleh AS itu menghasilkan alutsista yang dapat memperkuat pertahanan nasional Republik Indonesia.
Sebelum berangkat ke Amerika, Prabowo telah mengisyaratkan, bahwa dirinya belakangan ini sering lakukan kunjungan ke luar negeri dalam rangka mencari alutsista dengan harga terjangkau dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan pertahanan nasional Indonesia.
"Kalau pembelanjaan alat-alat pertahanan, alutsista saya ingin harga yang terbaik, harga yang paling murah tapi kualitas yang paling tinggi. Karena itu bagian dari isu perjuangan saya. Jadi karena itulah yang membuat saya banyak keliling ke luar negeri. Karena teknologi alutsista kita masih banyak tergantung teknologi dari luar," kata Prabowo Subianto dikutip VIVA Militer dari akun instagram resmi Kemenhan RI, Selasa, 20 Oktober 2020.
Prabowo menambahkan, komitmen pemerintah dalam memperkuat dan mengembangkan industri pertahanan nasional tidak perlu diragukan lagi. Dengan kondisi industri pertahanan nasional yang saat ini masih banyak ketergantungan dengan teknologi luar negeri, maka Kemenhan akan bekerja keras untuk membangun kerjasama dengan negara-negara maju demi memajukan industri pertahanan nasional.
"Kita ingin kembangkan, Presiden ingin terus mengembangkan industri dalam negeri, ini yang terus kita push, sementara kita butuh industri dari luar. Nah, untuk beli teknologi militer dari luar harus ada ijin dari pemerintah, tidak bisa kita langsung ke pabriknya," ujarnya.
Sebagaimana diberitakan VIVA Militer sebelumnya, dalam lawatannya ke Washington DC, Prabowo Subianto telah bertemu dengan Menteri Pertahanan AS, Mark Esper di Pentagon.
Mark Esper sangat antusias menyambut kedatangan Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto di markasnya. Menurut keterangan Kedutaan Besar dan Konsulat AS di Indonesia, kedua pejabat tinggi negara sahabat itu telah membahas keamanan regional, prioritas pertahanan bilateral, dan akuisisi pertahanan.
Menteri Subianto telah mengungkapkan pentingnya keterlibatan militer di semua tingkatan, dan menyampaikan apresiasi atas dukungan Amerika Serikat untuk modernisasi pertahanan Indonesia.
Kedua pemimpin berbagi keinginan mereka untuk meningkatkan kegiatan militer-ke-militer bilateral dan bekerja sama dalam keamanan maritim.
Keduanya juga telah menandatangani Memorandum of Intent untuk memajukan upaya Defense Prisoner of War / Missing in Action Accounting Agency untuk memulai kembali pekerjaannya di Indonesia untuk memulihkan sisa-sisa personel AS yang hilang di Indonesia selama Perang Dunia II. Tidak hanya itu, keduanya juga menyatakan simpati kepada mereka yang terkena COVID-19 di Amerika Serikat dan Indonesia.