2 Jempol, Cara Pasukan Kumbang Hitam TNI Jadi Guru Anak-anak Papua

VIVA Militer: Satgas Yonif MR 413/Bremoro Ajarkan Metode Berhitung dengan Batu
Sumber :
  • Facebook TNI AD

VIVA – Selain menjalankan tugas utamanya menjaga wilayah perbatasan, prajurit Batalyon Infantri (Yonif) Mekanis Raider 413/Bremoro juga tidak luput untuk membantu pemerintah dalam mencerdaskan anak bangsa. Khususnya yang berada di perbatasan Papua.

Prajurit yang memiliki lambang kesatuan kumbang hitam itu, mengajarkan metode berhitung kepada anak-anak Papua yang berada di perbatasan. Namun, ada yang unik dari metode belajar berhitung yang diajarkan oleh Satgas Yonif MR 413.

Berdasarkan siaran resmi yang diterima VIVA Militer Minggu 18 Oktober 2020, para anggota dari Pos Yetti, memiliki gagasan untuk mengajarkan cara berhitung dengan menggunakan metode hitung batu.

“Keterbatasan sarana prasarana belajar bukan menjadi penghalang bagi Satgas dalam mencerdaskan anak-anak perbatasan ini,” kata Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Yonif MR 413/Bremoro Kostrad, Mayor Inf Anggun Wuriyanto.

Anggun juga mengungkapkan jika anak-anak kota menggunakan kalkulator dalam berhitung, maka anak-anak yang berada di perbatasan punya batu sebagai alat bantu dalam berhitung. Karena metode menghitung dengan batu, pada dasarnya merupakan pembelajaran yang asyik bagi anak. 

Sehingga, dengan adanya metode berhitung dengan batu, maka seluruh aspek perkembangan anak dapat berkembang secara optimal.

“Media kegiatan belajar sambil bermain seperti ini begitu digemari oleh anak, dan ini akan melatih daya pikir anak. Kami berharap dengan cara ini anak-anak akan lebih tertarik dan mampu memahami sesuatu dengan menggunakan metode permainan berhitung permulaan dengan mudah dan menyenangkan,” ucap Anggun.

Komandan Pos Yetti, Lettu Inf Bagus mengungkapkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh anggota posnya itu mendapat respon positif, baik dari pihak guru maupun siswa SD Mahanaim itu sendiri.

"Beberapa guru mengapresiasi cara kami memberikan materi ini, karena hal tersebut dianggap baru di kalangan sekolah ini. Belum lagi ditambah antusiasme para siswa yang begitu bersemangat menyelesaikan pekerjaannya,” ujar Bagus.