Kisah Jenderal Terbaik TNI Diberhentikan SBY di Bulan Suci
VIVA – 25 Juli 2014, Jenderal TNI Budiman resmi menyerahkan jabatannya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat kepada Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Padahal saat itu Jenderal Budiman belum setahun menduduki kursi orang nomor satu di tubuh Angkatan Darat Indonesia. Dia pertama kali memegang tongkat komando KSAD menggantikan Jenderal TNI Moeldoko pada 30 Agustus 2013.
Pergantian pimpinan AD itu memang sepertinya wajar-wajar saja. Namun, menjadi sebuah peristiwa yang sangat disoroti masyarakat. Sebab, Jenderal Budiman dicopot dari jabatan KSAD sebelum masa jabatannya berakhir.
Kala itu santer tersiar kabar bahwa keputusan untuk mencopot Jenderal Budiman dari kursi KSAD berasal dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY.
SBY dikaitkan dengan pencopotan Jenderal Budiman karena beberapa hari sebelumnya pada 2 Juni 2014, SBY sempat menyindir para jenderal yang diduga tak netral dalam menjalankan tugas.
Sentilan SBY itu diungkapkan saat memberikan arahan kepada perwira TNI/Polri di Gedung Kementerian Pertahanan.
"Informasi yang telah dikonfirmasikan, ada pihak-pihak yang menarik-narik sejumlah perwira tinggi untuk berpihak pada yang didukungnya. Bahkan ditambahkan, tidak perlu mendengar presiden kalian, kan itu kapal karam yang sudah mau tenggelam, berhenti, lebih baik cari kapal baru yang tengah berlayar dan matahari bersinar," kata SBY kala itu.
SBY memang sempat meminta para perwira TNI/Polri untuk mencari tahu kebenaran dari informasi yang diterima SBY itu, agar tidak terjadi fitnah.
Memang saat itu situasi Indonesia sedang genting, Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden sudah di depan mata. Dan sikap saling curiga semakin kentara.
Sementara itu, saat itu Jenderal Budiman mengaku tidak pernah tahu tentang apa yang dimaksudkan oleh SBY. Padahal jika dilihat dari tugas yang diembannya kala itu, Jenderal Budiman sukses menjaga keamanan NKRI saat berlangsungnya Pemilihan Umum 2014.
4 hari sebelum resmi menyerahkan tongkat komando, VIVA Militer sempat mewawancarai beliau tepatnya pada 21 Juli 2014 saat menggelar buka puasa bulan suci Ramadan 1435 Hijriah atau beberapa hari jelang Hari Raya Idul Fitri.
"Itu bukan pemecatan, memang saya salah apa? Itu pemberhentian. Saya belum tahu alasannya," kata Jenderal Budiman.
Ketika itu Panglima TNI, Jenderal Moeldoko menyatakan pemberhentian Jenderal Budiman atas dasar regenerasi di tubuh TNI. "Jadi Jenderal Budiman sebentar lagi memasuki masa pensiun," kata Jenderal Moeldoko.
Memang apa yang dikatakan Jenderal Moeldoko sangat masuk akal, sebab Jenderal Budiman memang akan pensiun pada September 2014. Namun, pemberhentian itu menjadi polemik karena dilakukan sehari sebelum KPU resmi mengumumkan hasil Pemilu 22 Juli 2014.
Perlu diketahui, Jenderal Budiman merupakan prajurit TNI yang sangat istimewa. Pria kelahiran Bukit Duri, Jakarta ini memegang banyak penghargaan sebagai lulusan terbaik sekolah TNI.
Dimulai dari penghargaan Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama Akabri 1978, lalu lulusan terbaik Sekoad 1994 dan kemudian meraih penghargaan Wira Adi Nugraha sebagai lulusan terbaik Sesko TNI 2001.
Dan yang menariknya, selepas pensiun dari TNI, Jenderal Budiman sampai saat ini tak pernah terlibat dalam kegiatan politik apapun di negeri ini. Terakhir kali dia masih tampil di publik saat menjabat Dirut PLN.
Baca: Konflik Membara, Turki Pakai Sistem Rudal Rusia Buat Hajar Jet Yunani