Kiprah Mil MI-1 Helikopter Latih Pertama yang Hampir Terlupakan

VIVA Militer: Mil MI-1, Helikopter Latih Pertama AURI
Sumber :
  • Wikipedia

VIVA – Helikopter SM-1 merupakan salah satu jenis helikopter yang dioperasionalkan TNI AU pada era 1950-an. Prototipe awal SM-1 adalah GM-1 (Gelikopter Mil atau helikopter Mil), yang diproduksi oleh perusahaan Mikhail Mil dari Rusia.

Keberadaan pesawat helikopter di Indonesia, diawali dengan berhasilnya Wiweko Soepono menyelesaikan sekolah penerbang helikopter di Amerika tahun 1950 dengan jenis Hiller-360 yang mulai datang di Indonesia tahun 1953, dan Wiweko menjadi penerbang helikopter pertama Indonesia.

Berdasarkan informasi yang diterima VIVA Militer melalui situs resmi TNI AU Minggu 25 Mei 2020, pada tahun 1950an ini ada suatu peristiwa yang menarik. Presiden RI Ir. Soekarno merupakan presiden pertama di dunia yang menggunakan helikopter sebagai pesawat kepresidenan, yang kemudian dalam perkembangan selanjutnya diikuti oleh negara-negara lainnya.

Penambahan armada helikopter menjadi skala prioritas dalam mengembangkan kekuatan AURI saat itu, yakni dengan mendatangkan berbagai jenis pesawat dari negara-negara Blok Timur. Salah satunya adalah dengan membeli helikopter jenis SM-1 dari Polandia sebanyak delapan unit dan mulai berdatangan antara tahun 1958-1959.

Kedatangan helikopter SM-1 di Indonesia, juga membawa serta seorang instruktur terbang bernama Mr. Richard Widskorsky yang  mendidik dan melatih dua orang pilot TNI AU yakni Soewoto Soekendar dan Ashadi Tjahjadi untuk mengawaki SM-1.

Masa bakti SM-1 di Tanah Air tak berlangsung lama, seperti halnya pesawat terbang dan helikopter yang didatangkan dari Blok Timur lainya. Ini dikarenakan mengalami kesulitan dalam pengadaan suku cadang dan tahun 1970 seluruh SM-1 dinyatakan non operasional.

Dari delapan unit yang ada, masih tersisa sebuah SM-1 dengan tail number H-121 yang kemudian dijadikan monumen di gerbang masuk Lanud Atang Sendjaja, Bogor. 

Setelah puluhan tahun menjadi monumen dan identitas Lanud Atang Sendjaya, berdasarkan instruksi Kasau Marsekal TNI Hadi Tjahjanto pada bulan Agustus 2017, pesawat SM-1 di relokasi ke Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Yogyakarta.

Pemindahan pesawat SM-1 ini adalah sebagai benda sejarah yang perlu disimpan dan diabadikan untuk dikenang sepanjang masa. Selain itu, pesawat ini juga bisa sebagai bahan pembelajaran, baik oleh generasi penerus bangsa maupun pihak TNI AU sendiri.