Makna dan Arti Penting di Balik Baret TNI
- Website goodnewsfromindonesia.com
VIVA – Para aparatur negara memiliki tugas yang berbeda dari setiap masing-masing satuan ketika bertugas. Semua itu dapat kita lihat dari warna dan cara pemakaian baret. Penggunaan baret pada Tentara Nasional Indonesia (TNI) sudah menjadi ciri khas tersendiri saat berada ada di publik.
Untuk membedakan setiap makna dan artinya, kita bisa melihat dari warna serta pemakaian baret itu sendiri. Arah miringnya baret menandakan tugas yang dimilikinya. Jika arah baret miring ke kiri dengan lambang berada di kanan, itu menandakan bahwa pasukan mempunyai tugas keamanan, pengamanan, dan penegak hukum.
Dilansir VIVA Militer dari situs Good News From Indonesia Selasa 21 April 2020, jika baret yang dikenakan prajurit dimiringkan ke arah kanan dengan lambang berada di kiri itu menandakan bahwa pasukan dalam keadaan siap bertempur.
Selanjutnya, warna baret pada setiap satuan TNI memiliki arti tersendiri sesuai dengan latar belakang masing-masing satuan. TNI terbagi dalam TNI AD, TNI AL dan TNI AU, sekilas setiap satuan memiliki atribrut yang tidak jauh berbeda. Bahkan tak banyak orang awam yang memperhatikan akan atribut yang dikenakan. Mari kita mengenal warna baret pada satuan TNI.
Pasukan TNI AD yang terdiri dari satuan Kostrad, Infanteri, dan Mabesad pada dasarnya mengenakan baret berwarna hijau. Tetapi yang membedakan setiap pasukan itu terdapat pada lambang.
Untuk Kostrad, lambang yang terdapat pada baret hijau mereka adalah Cakra Sapta Agni. Lambang yang terdapat pada baret hijau milik Infanteri adalah lambang Yudha Wastu Pramuka. Lalu untuk Mabesad terdapat lambang Kartika Eka Paksi pada baret hijaunya.
Pasukan TNI AU dengan Korps Pasukan Khas atau Kopaskhas, mereka menggunakan baret berwarna jingga. Perpaduan dua warna antara merah dan kuning memiliki arti masing-masing. Untuk warna merah melambangkan keberanian dan warna kuning melambangkan kejujuran.
Sementara baret dengan warna ungu dipakai oleh Korps Marinir atau TNI AU. Warna ungu sendiri baru pertama kali dipakai ketika menjalankan operasi 17 Agustus.