Inovasi Istri Prajurit TNI AD, Bikin Jamu Penangkal Corona

VIVA Militer: Para istri prajurit TNI AD
Sumber :
  • Instagram/@persitkckpusat

VIVA – Semangat juang ternyarta tak cuma dimiliki oleh para anggota prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD). Para istri personel TNI AD juga punya semangat yang sama, dalam hal membasmi wabah Virus Corona atau COVID-19.

Meski diharuskan berada di rumah, tak menyurutkan daya juang para istri anggota TNI AD untuk berperan aktif dalam penumpasan wabah ini. Ada cara unik yang dilakukan oleh para istri tentara ini.  Para istri prajurit Kodim 1413/Buton menunjukkannya dengan cara membuat ribuan masker dan jamu.

Mereka melakukannya sebagai alat untuk melindungi diri, kerabat, dan keluarga, atau bahkan masyarakat untuk melawan Covid-19 khususnya yang berada di Buton, Sulawesi Tenggara.

Kelangkaan alat pelindung diri (APD) dan berbagai hal terkait dalam pencegahan COVID-19 jadi alasan utama para istri prajurit untuk melakukan inisiatif ini.

"COVID-19 dapat menyerang siapa saja. Ini karena kelangkaan masker di sini (Buton), sejak tiga bulan lalu para istri prajurit atau ibu-ibu Persit ini berinisiatif untuk membuatnya sendiri," ujar Komandan Distrik Militer (Dandim) 1413/Buton, Letkol Inf Arif Kurniawan.

"Meski masker yang dibuat tidak sebagus buatan pabrik, namun ini diharapkan layak untuk digunakan dalam mencegah penyebaran virus corona," katanya.

Di saat para suami terjun ke lapangan langsung guna membantu pemerintah untuk mengurangi penyebaran virus, para istri yang berada di rumah mengisi waktunya untuk membuat masker jamu sembari dengan menemani anak-anak belajar.

Menurut informasi yang diterima oleh VIVA Militer yang didapat dari Instagram resmi TNI AD, Arif juga menambahkan bahwa masker dan jamu yang dibuat tidak hanya untuk keluarga saja, namun juga disalurkan ke masyarakat.

Ini dilakukan karena diperlukan kesadaran dan rasa kebersamaan untuk saling menjaga dalam mencegah penyebaran virus yang cukup mematikan itu. Selain itu, pembuat masker juga belum mengalami kendala selama bahan yang diperlukan juga mudah untuk ditemukan.

"Dalam beberapa kesempatan, para istri prajurit ini diajarkan kemandirian untuk mengembangkan berbagai keahlian. Salah satunya dibidang jahit menjahit. Secara prinsip, apa yang dilakukan mereka itu karena adanya keingan untuk menjaga kelangsungan hidup keluarga dan bangsa secara umumnya," ucap Arif.

Laporan oleh: Febrika Indirawati