Ancam Tarik 20 Ribu Tentara Amerika dari Eropa, Trump Naikkan Duit Keamanan
- US Air Forces/Staff Sgt. Sergio A. Gamboa
VIVA – Belum sepekan setelah kembali menduduki kursi Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dikabarkan akan segera menarik sejumlah besar pasukannya dari sejumlah negara Eropa. Kemungkinan besar, ini adalah upaya Trump untuk mendapatkan dana keamanan yang lebih besar dari sebelumnya.
Trump yang dilantik sebagai Presiden AS ke-47 pada 20 Januari 2025 lalu, diklaim tengah mempertimbngkan pengurangan sekitar 20 persen kontingen militer Amerika Serikat di Eropa.
Menurut laporan yang dilansir VIVA Militer dari Kantor Berita Italia, ANSA, saat ini ada sekitar 100.000 tentara Amerika yang ditempatkan di Eropa. Jika penarikan berlangsung, maka jumlah pasukan AS di Eropa hanya akan berjumlah 80.000 orang.
Tak hanya itu, Trump juga mendesak negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa untuk membayar tentara Amerika Serikat yang masih akan bertugas di sana.
"Presiden AS Donald Trump sedang mempertimbangkan untuk mengurangi kontingen militer negaranya di Eropa sebesar 20 persen," ucap seorang sumber diplomatik Uni Eropa.
"Presiden AS juga bisa menuntut Uni Eropa untuk membayar personel Amerika yang tersisa," katanya dikutip VIVA Militer dari Russia Today.
Beberapa waktu lalu, Trump sempat bertemu dengan para pemimpin negara-negara Eropa. Saat itu, Trump menyatakan akan mengurangi kehadiran militer Amerika Serikat di Benua Biru.
Namun demikian, langkah ini adalah siasat Trump untuk menaikkan dana keamanan yang harus dibayar oleh negara-negara Eropa.
Di sisi lain, para tentara Amerika yang bertugas Eropa berada di luar tanggung jawan Angkatan Bersenjata AS (US Armed Forces). Sebab, biaya bagi seluruh tentara Amerika yang ada di Eropa tidak ditanggung oleh warga negara AS yang membayar pajak.
"Selain itu, bagi mereka [pasukan AS] yang masih bertahan, dia (Trump) menginginkan kontribusi finansial dari negara-negara Eropa, karena para prajurit ini merupakan pencegah, dan biayanya tidak dapat ditanggung hanya oleh para pembayar pajak Amerika," ujar sumber tersebut.