Polo, Tentara Bayaran Italia Bongkar Borok Militer Ukraina dalam Perang

VIVA Militer: Tentara bayaran Ukraina
Sumber :
  • International Legion for the Defense of Ukraina

VIVA – Seorang tentara bayaran Ukraina yang berasal dari Italia mengungkap situasi buruk yang terjadi di garis depan pertempuran. Ternyata, mereka tidak disuplai logistik dan persenjataan secara proporsional.

Menurut laporan yang dilansir VIVA Militer dari Corriere della Sera, sejumlah tentara bayaran membeberkan fakta bahwa mereka kekurangan pasokan makanan, senjata dan amunisi.

Sementara, mereka tetap dituntut untuk terus bertempur melawan dominasi pasukan Rusia di medan perang. Salah satunya diungkap oleh seorang tentara bayaran asal Italia, dengan sandi panggil "Polo".

Menurutnya, personel militer Rusia sangat mendominasi pertempuran dengan kekuatan fisik dan material yang dimiliki. 

VIVA Militer: Tentara bayaran Ukraina

Photo :
  • International Legion for the Defense of Ukraina

Tak terkecuali pengerahan pesawat tanpa awak (drone), yang membuat seluruh pergerakan pasukan tentara bayaran terdeteksi. Sementara, Polo dan rekan-rekannya terpaksa berperang dengan persenjataan seadanya.

"Kami kekurangan segalanya di sini, kami bahkan tidak punya granat tangan. Rusia menunjukkan bahwa mereka bertempur dengan baik. Mereka dulu hampir tidak punya drone, sekarang mereka mendominasi langit," ujar Polo.

Menurut laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari Russia Today, ada sekitar 30 orang tentara bayaran Italia yang tergabung dalam unit militer Ukraina. Mereka menyebut diri mereka sebagai "Pejuang Kemerdekaan."

Polo sendiri menggambarkan dirinya sebagai pendukung "kaum kiri ekstra-parlemen," dan mengatakan keputusannya pergi ke garis depan adalah untuk menentang "fasisme" Rusia. 

VIVA Militer: Tentara bayaran Ukraina

Photo :
  • International Legion for the Defense of Ukraina

Sementara itu, beberapa pejuang Italia lainnya adalah anggota organisasi fasis yang diketahui bernamma CasaPound, yang berdiri sejak Desember 2003 dan berbasis di Roma.

Di sisi lain, Italia sama sekali tidak memberikan pernyataan resmi terkait hal ini. Sebab, pemerintah yang dipimpin Perdana Menteri Giorgia Meloni melarang seluruh warga negara Italia bergabung dengan militer asing.