Eks Panglima Tempur Ukraina: Perang Dunia III Telah Dimulai!

VIVA Militer: Jenderal (Purn.) Valerii Zaluzhnyi
Sumber :
  • newsweek.com

VIVA – Mantan Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU), Jenderal (Purn.) Valerii Zaluzhnyi, dengan tegas menyatakan bahwa saat ini Perang Dunia III telah dimulai.

Kontak tembak antara militer Rusia dan pasukan Ukraina masih terus berlangsung di sejumlah wilayah, memasuki hari ke-1.002 sejak perang pecah pada 24 Februari 2022.

Tak hanya di front timur Ukraina, perang juga meluas hingga Oblast (Provinsi) Kursk di Rusia. Sebab sejak 6 Agustus 2024, pasukan Volodymyr Zelensky berhasil menerobos perbatasan dan menguasai daerah barat Rusia.

Lantas, pernyataan Zaluzhnyi tentang dimulainya Perang Dunia III cukup beralasan. Sebab dalam pandangannya, saat ini rezim Vladimir Putin disokong oleh sekutunya di Asia.

VIVA Militer: Pasukan Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) di Kursk, Rusia

Photo :
  • twz.com

Terlebih, informasi yang menyebut jika Korea Utara (Korut) telah memobilisasi sekitar 10.000 personelnya ke Rusia. Bahkan, anak buah Kim Jong-un sudah terlibat konfrontasi bersenjata dengan militer Ukraina.

Tak hanya itu, Zaluzhnyi juga tahu persis jika Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) mendapat suplai senjata dari Iran berupa pesawat tanpa awak (drone) Shahed HESA Shahed 136.

"Saya yakin bahwa pada 2024 kita benar-benar bisa percaya bahwa Perang Dunia Ketiga telah dimulai. Karena pada 2024, Ukraina tidak lagi berhadapan dengan Rusia," ujar Zaluzhnyi.

"Tentara dari Korea Utara berdiri di depan Ukraina. Mari kita jujur, di Ukraina, 'Shahed' (drone) Iran membunuh warga sipil secara terbuka, tanpa rasa malu," katanya.

VIVA Militer: Pasukan Tentara Rakyat Korea Utara (KPA)

Photo :
  • mil.in.ua

Lebih lanjut Zaluzhnyi meyakini jika Ukraina masih punya kans untuk menghentikan hegemoni Rusia. Namun, hal itu bisa dicapai dengan bantuan dari negara-negara Barat.

Tak mengelak, Zaluzhnyi menyatakan bahwa negaranya saat ini memiliki banyak musuh. Oleh sebab itu, ia ragu jika Ukraina mampu menghadapi serangan Rusia dan sekutunya tanpa bantuan negara lain.

"Masih mungkin untuk menghentikannya di sini, di wilayah Ukraina. Namun, untuk beberapa alasan, mitra kami tidak ingin memahami hal ini," ucap Zaluzhnyi dikutip VIVA Militer dari NewsMAX World.

"Jelas bahwa Ukraina sudah memiliki terlalu banyak musuh. Ukraina akan bertahan hidup dengan teknologi, tetapi tidak jelas apakah ia dapat memenangkan pertempuran ini sendirian," katanya.