Rusia Masih Digdaya, Jenderal Ranger Amerika: Pasukan Mereka Tak Tersentuh

VIVA Militer: Pasukan Rudal Strategis Angkatan Bersenjata Federasi Rusia
Sumber :
  • M5

VIVA – Komandan Komando Amerika Serikat di Eropa (EUCOM), Jenderal Christopher Cavoli, menyatakan bahwa kekuatan militer Rusia masih sangat berbahaya. Meskipun, pasukan Vladimir Putin menelan kerugian besar dalam perang di Ukraina.

Cavoli memang tak menjelaskan secara rinci terkait kerugian besar yang ditelan militer Rusia. Akan tetapi, jenderal dari satuan elite Ranger Amerika Serikat (AS) itu meyakini Rusia masih memiliki pasukan yang tak tersentuh.

Terlebih, militer Rusia menurutnya masih punya sejumlah alat utama sistem persenjataan canggih yang belum digunakan. Termasuk juga, barisan senjata nuklir di bawah kendali pasukan rudal strategis hingga armada kapal selam.

"Jadi, meskipun telah terjadi kerugian yang sangat besar di bidang darat, di seluruh struktur militer Rusia masih terdapat sejumlah besar kemampuan," ucap Cavoli yang juga menjabat sebagai Panglima Tertinggi Sekutu Eropa.

VIVA Militer: Jenderal Christopher Cavoli

Photo :
  • The Sumter Item

"Baik konvensional maupun nuklir, sehingga perlu untuk mengingatnya. Rusia masih memiliki pasukan yang hampir tidak terpengaruh oleh perang katanya dilansir VIVA Militer dari Ukrainska Pravda.

Selain itu, Cavoli juga menyaksikan langsung peningkatan kekuatan militer Rusia di sektor pasukan darat. Menurutnya, Rusia justru bertambah kuat jika dibandingkan dengan saat memulai agresi di Ukraina.

"Kekuatan pasukan darat (Rusia) di Ukraina saat ini jauh lebih besar daripada kekuatan darat yang ada di sana pada awal perang. Sehingga, tentara Rusia sebenarnya telah tumbuh selama periode ini," ujar Cavoli melanjutkan.

Pernyataan senada sebelumnya dilontarkan oleh Komandan Korps Kelma (V Corps) Angkatan Darat AS, Letnan Jenderal Charles Costanza.

VIVA Militer: Pasukan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF)

Photo :
  • Getty Images

Costanza menyebut jika militer Rusia tengah mempelajari siasat pasukan Ukraina, yang dilatih dan dilengkapi oleh negara-negara Barat anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Costanza meyakini hal ini sebagai strategi Rusia untuk mengasah kemampuannya, untuk memerangi negara-negara Barat termasuk AS di waktu mendatang.