Kim Jong-un Jual 12 Ribu Nyawa Tentara Korut Demi Dapat Jet Tempur Sukhoi Rusia

VIVA Militer: Kim Jong-un di kokpit jet tempur militer Korea Utara
Sumber :
  • twz.com

VIVA – Sebuah fakta terkuak di balik pengerahan 12.000 personel militer Korea Utara ke Rusia, untuk menyokong perang di Ukraina. Ternyata, Pyongyang menggadaikan pasukannya demi mendapatkan lusinan jet tempur dari Negeri Beruang Merah.

VIVA Militer melaporkan dalam berita sebelumnya, rezim Kim Jong-un diklaim telah mengirim 12.000 prajuritnya ke Rusia. Di dalamnya termasuk 500 orang perwira dan tiga orang perwira tinggi berpangkat jenderal.

Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) menyatakan, tentara Korea Utara yang bergabung dengan pasukan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) dipastikan akan menjadi sasaran serangan yang sah.

Siapa sangka, mobilisasi masif armada perang ke Rusia adalah harga yang harus dibayar Korea Utara untuk memodernisasi militernya.

VIVA Militer: Pasukan Tentara Rakyat Korea Utara (KPA)

Photo :
  • usnews.com

Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari BulgarianMilitary, sejumlah analis pertahanan menyatakan bahwa Korut sengaja menjadikan pasukannya sebagai "umpan meriam".

Langkah ini dilakukan demi mendapatkan sekitar tiga lusin pesawat tempur Sukhoi Su-35 Flanker-E dari Rusia. Angkatan Udara Tentara Rakyat Korea Utara (KPAF) memang memiliki lebih dari 170 unit pesawat tempur saat ini.

Akan tetapi, armada tempur udara Korut dihuni oleh pesawat-pesawat yang rata-rata usianya sudah mencapai 50 tahun. Sebut saja Mikoyan MiG-29 yang dibuat Rusia di era 80an. 

Kemudian, ada juga Sukhoi Su-7 yang sudah berhenti diproduksi sejak 1972. Militer Korea Utara, juga punya lebih dari 200 unit pesawat tempur buatan China, Shenyang F-5, F-6 dan F-7.

VIVA Militer: Jet tempur Mikoyan MiG-15 militer Korea Utara

Photo :
  • cherrieswriter.com

Tiga varian pesawat tempur Shenyang yang diimpor dari China juga berteknologi yang diduplikasi dari jet-jet tempur dari Rusia.

Di sisi lain, China yang juga merupakan sekutu utama Korut, justru enggan menjual jet tempurnya. Alasannya, karena lanskap geopolitik yang kompleks serta potensi meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.