Amerika Salah Besar, Rudal Fattah-2 Iran Mampu Hancurkan Radar Canggih Israel

VIVA Militer: Rudal balistik hipersonik jarak pendek Fattah-2 militer Iran
Sumber :
  • aa.com.tr

VIVA – Sejumlah rekaman video menunjukkan ratusan rudal militer Iran menghantam sejumlah wilayah Israel. Salah satunya adalah rudal balistik hipersonik jarak menengah, Fattah-2, yang mencatat sejarah dalam serangan tersebut.

Menurut laporan yang dilansir VIVA Militer dari The Jerusalem Post, rudal Fattah-2 adalah senjata yang dikembangkan dan digunakan langsung oleh satuan elite Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC).

Dengan menggunakan Fattah-2, militer Iran kembali menggempur wilayah Israel dengan sasaran fasilitas dan infrastruktur Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di wilayah Negev dan Tel Aviv, Selasa 1 Oktober malam waktu setempat.

Dalam laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari Mehr News Agency, untuk pertama kalinya rudal Fattah-2 berhasil menghancurkan alat tempur militer Israel berteknologi canggih.

VIVA Militer: Rudal balistik hipersonik jarak pendek Fattah-2 militer Iran

Photo :
  • X/@SprinterFamily

Peralatan tentara zionis yang jadi sasaran eliminasi rudal Iran itu adalah radar pemandu rudal anti-balistik Arrow 2 dan Arrow 3, yang diproduksi oleh Israel dan Amerika Serikat (AS).

Laporan ini membantah pernyataan Dewan Keamanan Nasional AS, yang menyatakan bahwa sebagian besar rudal Iran berhasil dicegat dan ditembak jatuh oleh Iron Dome dan rudal dari kapal perang Angkatan Laut AS.

VIVA Militer melaporkan dalam berita sebelumnya, Juru Bicara Dewan Keamanan AS, Jake Sullivan, menyebut bahwa senjata yang digunakan Iran tidak efisien dan mudah dihentikan.

"(Serangan rudal balistik Iran ke Israel) tampaknya telah dikalahkan dan tidak efektif," ucap Sullivan dikutip VIVA Militer dari Kantor Berita Turki, Anadolu Agency.

Bahkan menurut Sullivan, dalam proses investigasi yang dilakukan oleh militer Israel yang bekerja sama dengan pihak AS, tidak ditemukan satu korban pun dalam serangan itu. Sementara, Iran diklaim telah menembakkan sekitar 180 rudal.

“Kami masih bekerja sama dengan IDF dan pihak berwenang di Israel untuk menilai dampak serangan tersebut. Namun saat ini, saya tegaskan bahwa kami tidak mengetahui adanya kematian di Israel,” kata Sullivan.