Ancaman Putin ke NATO, Setop Suplai Senjata ke Ukraina atau Perang Nuklir

VIVA Militer: Presiden Rusia, Vladimir Putin
Sumber :
  • timesofisrael.com

VIVA – Presiden Vladimir Putin, mengusulkan klarifikasi terhadap dokumen penggunaan senjata nuklir, dalam pertemuan Dewan Keamanan Federasi Rusia di Moskow, Rabu 25 September 2024.

Putin memberikan pernyataan jika agresi militer Ukraina yang disebutnya sebagai negara non-nuklir, sebenarnya tidak memerlukan respons penggunaan senjata nuklir.

Akan tetapi, Ukraina disokong oleh negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yang di dalamnya terdapat sejumlah negara nuklir seperti Amerika Serikat (AS), Inggris dan Prancis.

Hal ini yang menjadi alasan Putin dalam usulan klarifikasi penggunaan senjata nuklir, karena serangan Ukraina ke Oblast (Provinsi) Kursk yang berlangsung sejak 6 Agustus 2024, didukung oleh kekuatan Barat.

VIVA Militer: Rudal balistik nuklir militer Rusia

Photo :
  • ft.com

"Agresi terhadap Rusia yang dilakukan oleh negara non-nuklir," ucap Putin dikutip VIVA Militer dari Argumenty i Fakty (AiF). 

"Namun dengan partisipasi atau dukungan dari negara nuklir, diusulkan untuk dianggap sebagai serangan bersama mereka terhadap Rusia," katanya.

Mantan perwira intelijen Uni Soviet itu juga menegaskan, Moskow memiliki hak penuh untuk menggunakan senjata nuklirnya jika terjadi agresi terhadap Rusia dan sekutunya.

"(Rusia) berhak menggunakan senjata nuklir dalam serangan musuh yang menggunakan senjata konvensional, namun menimbulkan ancaman penting terhadap kedaulatan," ujar Putin melanjutkan.

VIVA Militer: Rudal balistik nuklir militer Rusia

Photo :
  • Reuters/Sergei Karpukhin

"Setelah menerima informasi yang dapat dipercaya tentang peluncuran senjata serangan kedirgantaraan ke Rusia, respons nuklir akan menyusul," katanya dikutip VIVA Militer dari Glavny TV.

Sejumlah ahli kemudian membuat daftar opsi respons militer Rusia, terhadap serangan rudal jarak jauh yang disuplai oleh Amerika dan negara-negara Barat ke wilayahnya.

Opsi pertama adalah serangan balasan terhadap instalasi militer Amerika Serikat atau Inggris, di wilayah NATO. Hal ini menjadi pilihan yang bisa diperhitungkan, meskipun sangat mengandung risiko.

Skenario kedua yang mungkin terjadi adalah penghancuran sistem Amerika di luar NATO. Salah satu contoh adalah, militer Rusia bisa melenyapkan pesawat pengintai di Laut Hitam.