Gempuran Rusia Makin Brutal, Inggris Pasok 600 Lebih Rudal ke Ukraina
- forcesnews.com
VIVA – Sebagai dukungan terhadap militer Ukraina, Inggris kembali mengonfirmasi pengiriman ratusan rudal ke Kiev. Pemerintah Presiden Volodymyr Zelensky dikabarkan akan mengirim utusannya ke Jerman, untuk menuntaskan kontrak pembelian senjata tersebut.
Militer Ukraina diklaim akan menerima sekitar 650 unit rudal pertahanan udara Inggris, setelah kesepakatan pembelian senilai £162 juta, atau senilai dengan Rp3,3 triliun.
Menteri Pertahanan Inggris, John Healey, diyakini akan mengumumkan kesepakatan tersebut dalam pertemuan puncak Kelompok Kontak Pertahanan di Pangkalan Angkatan Udara Amerika Serikat di Ramstein, Jerman, 6 September 2024.
Healey mengatakan, pengiriman ratusan rudal ke Kiev adalah bukti komitmen terbaru Inggris terhadap perlawanan Ukraina dalam menghadapi agresi militer Rusia.
"Komitmen baru ini akan memberikan dorongan penting bagi pertahanan udara Ukraina dan menunjukkan komitmen Pemerintah baru kami untuk meningkatkan dukungan bagi Ukraina," ujar Healey.
"Bersama mitra internasional kami hari ini, kami akan menunjukkan bahwa kami bersatu untuk Ukraina," kata Healey melanjutkan.
"Dan, kami akan membahas cara terbaik untuk bekerja sama guna meningkatkan dukungan. Karena keamanan Inggris dan Eropa dimulai di Ukraina," ucapnya dilansir VIVA Militer dari The Standard.
Lebih lanjut Healey menegaskan jika rudal pertahanan udara buatan Inggris akan meningkatkan kekuatan militer Ukraina, untuk melindungi kedaulatan Ukraina.
Healey sempat menyinggung dahsyatnya serangan rudal Rusia ke Oblast (Provinsi) Lviv dan Poltava yang terjadi pekan lalu. Insiden semacam itu diklaim tidak akan terjadi jika Ukraina memiliki senjata canggih yang dipasok Inggris.
"Dalam beberapa hari terakhir kita telah melihat kerugian tragis dari serangan membabi buta Rusia terhadap Poltava dan Lviv," kata Healey melanjutkan.
"Rudal baru buatan Inggris ini akan mendukung Ukraina untuk mempertahankan rakyatnya, infrastrukturnya, dan wilayahnya dari serangan brutal (Vladimir) Putin," ucapnya.