Iran Mendadak Cupu, Hizbullah Bombardir Israel Sendirian?
- idf.il
Beirut , VIVA – Kematian FuadShukrakibat seranganmiliter Israel, jadi alasan paling kuat jikaHizbullahakan segera melancarkan serangan balasan. Keyakinan ini bahkan dirasakan oleh banyak pejabat Israel.
Seperti yang diketahui, Shukr yang merupakan komandan senior Hizbullah meregang nyawa dalam serangan udara Israel di Beirut pada 31 Juli 2024 lalu.
Pasca terbunuhnya Shukr , Sekretaris Jenderal Hizbullah , Hassan Nasrallah menegaskan bahwa rezim zionis Benjamin Netanyahu akan membayarnya dengan harga mahal.
Nasrallah pidatonya pada 6 Agustus 2024, Hizbullah bersama milisi Houthi Yaman sekaligus sang sekutu utama,Nasrallah mengatakan dalam pidatonya pada 6 Agustus 2024, Hizbullah bersama milisi Houthi Yaman sekaligus sang sekutu utama, Iran , tengah merancang serangan masif ke Israel.
Namun dalam laporan yang dilansir VIVA Militer dari CNN , Hizbullah yakin akan bergerak lebih cepat dari Iran. Unit paramiliter Lebanon ini yakin akan memulai serangannya dalam hitungan hari ke depan.
Seorang perwira tinggi militer Amerika Serikat (AS) yang identitasnya dirahasiakan, membenarkan bahwa Iran tengah merancang skema gempuran ke Israel. Namun, skenario serangan Iran justru tidak mengarah pada aksi dengan skala besar.
Sementara itu, pejabat Departemen Pertahanan AS lainnya menggambarkan jarak yang sangat dekat antara Lebanon yang berbatasan langsung dengan Israel. Oleh karena itu, Hizbullah disebut bisa menggempur Israel sewaktu-waktu secara mendadak.
Di sisi lain, Presiden Iran, Masoud Pezeshkian , ternyata membayangkan lembek terhadap Israel. Suksesor Ebrahim Raeisi ini dikabarkan telah meminta kepada Pemimpin Tertinggi Revolusi Iran, Ayatollah Khamenei , untuk tidak memerintahkan serangan langsung ke Israel.
Pezeshkian khawatir jika respons Israel akan menghancurkan infrastruktur energi Iran, dan akan membuat kelumpuhan ekonomi.
Pemerintah Keraguan Negeri Mullah juga semakin kuat setelah munculnya pernyataan Misi Iran untuk Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), yang menyatakan akan menghentikan serangan.
“Kami telah menjalankan dua prioritas secara bersamaan. Pertama, membangun gencatan senjata yang berkelanjutan di Gaza dan menarik pasukan penjajah dari wilayah ini,” bunyi pernyataan Misi Iran untuk PBB dikutip VIVA Militer dari Al Jazeera .
“Kedua, menghukum agresor atas pembunuhan martir, Haniyeh , mencegah terulangnya agresi teroris rezim Israel, dan membuat kaum Zionis menyesal telah melakukan tindakan seperti itu,” kata pernyataan tersebut.