Licik, Netanyahu Kirim Bos Intelijen Israel Buat Negosiasi dengan Hamas

VIVA Militer: Warga sipil Palestia menyita tank tempur Israel
Sumber :
  • sky.com

VIVA – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengirim delegasi untuk membahas kesepakatan perdamaian dengan Hamas. Sebagai pimpinan tim, ditunjuk Direktur Intelijen dan Operasi Khusus (Mossad), David Barnea.

Dalam laporan yang dilansir VIVA Militer dari The Jerusalem Post, organisasi perjuangan Hamas Palestina dikabarkan telah sepakat untuk mencabut tuntutan janji dari Israel untuk mengakhiri perang.

Hal ini lah yang mendasari Netanyahu untuk segera membentuk tim delegasi, untuk terlibat dalam negosiasi kesepakatan perdamaian.

Akan tetapi di saat yang hampir bersamaan, Netanyahu juga melakukan kontak telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, untuk melaporkan rancangan kesepakatan dengan Hamas. 

VIVA Militer: Tentara Israel di Jalur Gaza, Palestina

Photo :
  • timesofisrael.com

Di mana di dalam rancangan kesepakatan tersebut meliputi pembebasan sisa 120 sandera Israel, yang ditawan Hamas sejak Oktober 2023 lalu. 

Akan tetapi, Netanyahu tetap bersikeras menunjukkan ambisinya untuk menghabisi kelompok Hamas Palestina. Pentolan rezim zionis Israel itu juga bersikap tegas jika perang akan berakhir jika seluruh tujuannya tercapai.

Menurut laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari Reuters, seorang pejabat Palestina yang tak disebutkan namanya menjelaskan sikap fleskibel yang akan diambil oleh Hamas.

Di antaranya adalah kesepakatan tiga tahap yang melibatkan pembebasan 33 sandera pada tahap pertama, sebagai jaminan militer Israel menghentikan agresinya di Gaza.

VIVA Militer: Warga sipil Palestia menyita tank tempur Israel

Photo :
  • sky.com

Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui di mana akan digelarnya proses negosiasi kesepakatan damai. Akan tetapi menurut informasi yang dinukil VIVA Militer dari The Times of Israel, perundingan akan dilangsungkan di Doha, Qatar.

Agresi tentara Israel di Jalur Gaza yang sudah berlangsung hampir 9 bulan, sudah menewaskan lebih dari 38.000 warga sipil Palestina. Di dalam termasuk 15.000 lebih anak-anak, lebih dari 87.000 terluka, dan sekitar 10.000 lainnya hilang.