Korsel Minta Senjata Nuklir Amerika Buat Lawan Korut, China Meradang

VIVA Militer: Rudal balistik militer Amerika Serikat
Sumber :
  • popularmechanics.com

VIVA  –  Republik Rakyat China (RRC) menunjukkan kemarahannya setelah menerima informasi penyebaran senjata nuklir Amerika Serikat (AS), di Korea Selatan ( Korsel ). Rezim Xi Jinping menyebut tindakan tersebut sebagai ancaman keamanan di kawasan Asia-Pasifik.

Meningkatnya ketegangan antara Korea Utara ( Krut ) membuat Korea Selatan meminta dukungan Amerika sebagai sekutunya, untuk mengambil tindakan pencegahan.

Seperti yang diketahui, dalam beberapa bulan terakhir militer Korea Utara secara berkala melakukan uji coba rudal balistik hingga meluncurkan satelit mata-mata. Tindakan ini memicu kemarahan Korsel, dan menganggap rezim Kim Jong-un melakukan aksi intimidasi.

Hal inilah yang membuat Korsel meminta bantuan kepada Amerika Serikat, sebab seperti diketahui ada China yang berdiri di belakang Korea Utara.

VIVA Militer: Satelit mata-mata militer Korea Utara, Malligyong-1-1

Photo :
  • cnn.com

Juru Bicara Kedutaan Besar China untuk Amerika, Liu Pengyu, menyatakan bahwa penempatan senjata nuklir di kawasan Asia-Pasifik dapat berdampak buruk bagi stabilitas kawasan tersebut.

“Jika AS melancarkan senjata nuklir taktis di kawasan Asia-Pasifik, itu akan menjadi langkah berbahaya yang akan sangat mengancam keamanan negara-negara dan merusak perdamaian dan stabilitas kawasan,” ujar Liu.

Lebih lanjut Liu mengatakan jika Tiongkok memiliki kemampuan untuk menangani dan menjaga stabilitas di Semenanjung Korea , dan menjamin perdamaian seluruh pihak.

“Kami akan terus menangani urusan Semenanjung Korea berdasarkan kemampuan mereka dan posisi kami,” demikian dilansir VIVA Militer dari Voice of Amerika (VOA). 

VIVA Militer: Rudal balstik militer Korea Utara

Photo :
  • thediplomat.com

Apa yang disampaikan Liu adalah tanggapan dari pernyataan Senator Amerika Serikat, Roger Wicker, yang sebelumnya meningkatkan kesiapan dan kekuatan militer Amerika Serikat untuk melawan negara seperti China dan Korea Utara.

Pada 29 Mei 2024 lalu, Wicker memberikan saran agar militer Amerika mengambil sejumlah opsi baru dengan penempatan kembali senjata nuklir di Semenanjung Korea.

“Perdamaian melalui kekuatan untuk mengeksplorasi opsi-opsi baru, seperti perjanjian pembagian nuklir di Indo-Pasifik dan penempatan kembali senjata nuklir taktis AS di Semenanjung Korea,” kata Wicker.

“Hal ini akan meningkatkan pencegahan di semenanjung Korea, karena Korea Utara terus membangun lebih banyak senjata nuklir dan rudal balistik yang mampu menyerang Amerika Serikat dan sekutu kita di Indo-Pasifik,” katanya.