Sabotase Helikopter, Intelijen Israel di Balik Kematian Presiden Iran?
- independent.co.uk
VIVA – Setelah Presiden Iran, Ebrahim Raisi, dipastikan tewas dalam kecelakaan helikopter di Provinsi Azerbaijan Timur, muncul dugaan jika Israel berada di balik insiden itu. Kematian Raisi hanya berselang sebulan pasca serangan militer Iran ke Israel.
Seperti yang dilaporkan dalam berita VIVA Militer sebelumnya, Raisi tewas dalam kecelakaan helikopter Bell 212 di Varzaqan, Provinsi Azerbaijan Timur. Selain Raiesi, korban tewas dalam insiden itu adalah Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian.
Kematian Raisi menjadi sorotan, dan hampir seluruh dunia menyampaikan belasungkawa. Tak terkecuali Amerika Serikat (AS) yang merupakan salah satu musuh bagi Iran.
Akan tetapi di sisi lain, Israel yang juga menjadi seteru Iran di kawasan Timur Tengah justru bungkam. Tidak ada satu pejabat tinggi Negeri Zionis yang memberikan pernyataan terkait kematian Presiden Iran.
Dalam laporan yang dilansir VIVA Militer dari Mehr News Agency, pemerintah Israel disebut mencurigai ada yang tak wajar di balik kematian Raisi.
Namun demikian, rezim Benjamin Netanyahu juga langsung menyangkal semua keterlibatan pihaknya dalam kecelakaan helikopter yang ditumpangi Raisi dan Amir-Abdollahian.
Israel bahkan mengkalaim,kematian Raisi dan Amir-Abdollahian tidak akan berdampak pada Israel atau kebijakannya terhadap Iran.
Di sisi lain, Israel justru diyakini berada di balik kematian Raisi dan Amir-Abdollahian. Seperti halnya yang diserukan oleh aktivis politik komunis asal Amerika, Jackson Hinkle. Hinkle mencurigai sabotase yang dilakukan badan intelijen Israel, Mossad.
"Mossad, itu bukan kecelakaan," tulis Hinkle dalam unggahannya dalam platform pesan elektronik Telegram.
Kecurigaan Hinkle juga berdasarkan insiden yang terjadi, hanya melibatkan satu dari tiga helikopter yang berada dalam rombongan kenegaraan Iran.
Seakan-akan, Israel sudah tahu bahwa Raisi dan Amir-Abdollahian berada di helikopter yang jatuh.
"Hanya satu dari tiga helikopter dalam Konvoi Presiden Iran yang jatuh, helikopter yang dia dan menteri luar negeri Iran tumpangi," ujar Hinkle dilansir VIVA Militer dari The Jerusalem Post.
"Mengapa butuh waktu berjam-jam untuk menemukan lokasi jatuhnya pesawat dan mengapa Israel mengklaim mereka tahu Presiden Iran meninggal sebelum ada konfirmasi dari Iran?" katanya.
Pernyataan Hinkle langsung direspons oleh pakar politik dan teori konspirasi asal Suriah, Maram Susli. Susli menegaskan, Israel akan menerima konsekuensi berat jika keterlibatannya dalam kematian Presiden Iran terbongkar.
"Jika ini adalah sabotase Zionis, maka tanggapannya akan mengguncang Israel hingga ke akar-akarnya," ucap Susli.