18 Ribu Warga Palestina Tewas Dibantai Tentara Israel, Netanyahu: Kami Tidak Akan Berhenti!

VIVA Militer: Jenazah warga sipil Gaza korban serangan militer Israel
Sumber :
  • arabnews.com

VIVA – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan tidak akan menghentikan serangan ke Jalur Gaza, meski gelombang tekanan internasional menghantam negaranya.

Sudah lebih dari dua bulan militer Israel melancarkan agresi ke Gaza, Palestina. Selama itu, tentara Israel menghabisi nyawa sekitar 18.608 orang warga sipil.

Dengan dalih menghancurkan organisasi perlawanan Hamas bersama sayap militernya, Brigade Izz ad-Din al-Qassam, militer Israel terus menggempur Gaza lewat jalur darat dan udara.

Meski demikian, faktanya Brigade al-Qassam tetap menghantui Pasukan Pertahanan Israel saat menerobos Gaza. Tak hanya pasukan Hamas, tentara Israel juga harus menghadapi pasukan lainnya dari Jihad Islam Palestina.

VIVA Militer: Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu

Photo :
  • abc.net.au

Di sisi lain, dunia internasional juga tak berhenti mengutuk aksi tentara Israel dalam pembantaian anak-anak Gaza. Sejumlah negara mendesak Netanyahu agar segera menyetujui opsi gencatan senjata.

Meski demikian, Netanyahu sepertinya tidak peduli dengan semua pandangan dunia terhadap Israel. Ia menegaskan Israel akan terus menyerang Gaza hingga Hamas musnah.

"Kami terus melanjutkannya hingga akhir, tidak ada keraguan," ucap Netanyahu dikutip VIVA Militer dari Los Angeles Times.

"Saya mengatakan hal ini meskipun ada rasa sakit yang luar biasa dan tekanan internasional. Tidak ada yang akan menghentikan kita," ujarnya.

VIVA Militer: Evakuasi mayat warga Gaza yang tertimbun reruntuhan bangunan

Photo :
  • etvbharat.com

Menurut laporan lain yang dilansir VIVA Militer dari Middle East Monitor, militer Israel kembali melancarkan serangan udara di wilayah Palestina, tepatnya di kota perbatasan Rafah, Kamis 14 Desember 2023.

Seorang jurnalis dari Associated Press menyebut serangan itu newaskan sekitar 27 orang sipil Palestiba. Dari seluruh jenazah yang dievakuasi ke rumah sakit terdekat, sebagian besar adalah anak-anak dan remaja.

"Mereka adalah anak-anak muda, anak-anak, pengungsi, semua duduk di rumah. Tidak ada pejuang perlawanan, roket atau apa pun," ujar Mervat Ashour, salah satu warga sipil Palestina yang juga orang tua korban tewas.