Gemas, Putin: Pasukan Ukraina Akan Mati dalam Seminggu Jika Bantuan Barat Disetop
- politico.com
VIVA – Hampir 18 bulan invasi militer Rusia ke Ukraina, perang skala besar di Eropa timur masih jauh dari kata berakhir. Kekuatan besar Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF), mendapatkan ganjalan dari dukungan Barat terhadap Ukraina.
Militer Ukraina di luar dugaan mampu bertahan habis-habisan, dengan sokongan keuangan dan persenjataan dari negara-negara Barat.
Rezim Volodymyr Zelensky yang aktif menyuarakan keinginan mendatangkan senjata-senjata buatan Barat, mendapat respons positif dari Amerika Serikat (AS) dan sekutunya dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Meski Rusia kerap mengecam keras pengiriman bantuan itu, Amerika dan negara-negara NATO sama sekali tak menghentikan langkahnya.
Hal ini yang menjadi sorotan Presiden Vladimir Putin, saat menghadiri forum Diskusi Valdai di Sochi, Krasnodar Krai, Kamis 5 Oktober 2023.
Putin berani memastikan, seluruh tentara Ukraina akan tewas andai, bahkan jika hanya salah satu negara Barat yang menghentikan bantuannya.
"Jika salah satu dari mereka berhenti, semuanya akan mati dalam seminggu," ucap Putin dilansir VIVA Militer dari Al Jazeera.
"Hal yang sama berlaku untuk sistem pertahanan. Bayangkan saja, bantuan itu berhenti besok. Mereka (pasukan Ukraina) hanya akan hidup selama seminggu saat amunisi mereka habis," katanya.
Di waktu yang sama Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE), Josep Borell, memastikan jika pihaknya tidak akan mampu menggeser Amerika sebagai negara terbesar sebagai penyumbang dana terbesar kepada Kiev.
"Dapatkah Eropa mengisi kesenjangan yang ditinggalkan Amerika? Tentu saja Eropa tidak bisa menggantikan AS," ujar Borell.
VIVA Militer melaporkan dalam berita Senin 2 Oktober 2023, Amerika jadi negara yang paling banyak menggelontorkan dana buat Ukraina.
Dikutip dari Newsweek, pemerintah Presiden Joe Biden total mengeluarkan dana sebesar US$70,9 miliar, atau setara dengan Rp1.108 triliun.