Bukti Presiden Ukraina Penganut Fasisme Nazi Kembali Terbongkar
- sputniknews.com
VIVA – Presiden Volodymyr Zelensky, secara resmi mengganti nama pasukan intelijen militer Ukraina, dengan nama tokoh pro-fasisme, Kolonel Yevhen Konovalets, Minggu 1 Oktober 2023.
Zelensky memberikan gelar kehormatan kepada Batalyon Pengintai ke-131 Angkatan Darat Ukraina, tepat pada peringatan Hari Pertahanan Ukraina.
Unit intelijen militer yang berada di bawah kendali Komando Operasi Selatan Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU), diberi nama Konovalets sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh yang dianggap sebagai pencetus gerakan nasionalis Ukraina.
Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Euromaiden Press, Konovalets adalah pemimpin kelompok nasionalis radikal dan fasis, Organisasi Nasionalis Ukraina sekaligus pendiri Organisasi Militer Ukraina (UVO).
Konovalets adalah salah satu sosok berhaluan ultra-nasionalis, selain nama-nama lain seperti Jenderal Andriy Melnyk dam Stepan Bandera.
Pendirian UVO pada 1920 oleh Konovalets adalah salah satu bentuk perlawanan terhadap Uni Soviet, dengan mengusung ideologi anti-komunisme, anti-Bolshevik dan anti-Polandia.
Di bawah komando Konovalets, pasukan UVO terlibat dengan banyak aksi terorisme yang dikabarkan didanai oleh Dinas Intelijen Angkatan Bersenjata Jerman, Abwehr.
Pria kelahiran Lviv 14 Juni 1891 itu juga membangun dan memelihara hubungan dengan berbagai organisasi berpaham fasisme di Eropa. Pada awal 1930an, Konovalets bahkan pernah bertemu langsung dengan pemimpin Partai Nazi Jerman, Adolf Hitler.
Pada 23 Mei 1938, Konovalets terbunuh dalam insiden bom yang terjadi di Amsterdam, Belanda. Konovalets diyakini telah dibunuh oleh agen intelijen Uni Soviet, Letnan Jenderal Pavel Sudoplatov.
Usai mendengar informasi tersebut, Direktur Departemen Informasi dan Pers Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, angkat bicara.
Zakharova menyatakan jika sikap Zelensky semakin membuktikan bahwa pemerintah Ukraina tak segan lagi menunjukkan diri, sebagai penganut paham fasisme Nazi Jerman.
"Lebih banyak konfirmasi mengenai sifat Nazi dari rezim Kiev," ucap Zakharova dikutip VIVA Militer dari Russia Today.
Sebelumnya Zelensky juga sempat menjadi sorotan, saat memberikan penghormatan kepada seorang mantan anggota Wafen-SS yang merupakan sayap militer Nazi Jerman, Yaroslav Hunka, 22 September 2023 lalu.