Awas Ukraina, Gerilyawan Komunis Kuba Terjun Perang Dukung Rusia
- nytimes.com
VIVA – 17 bulan Perang Rusia-Ukraina berkecamuk dan diprediksi akan berlangsung lama. Meski unggul dalam segala hal, Rusia harus berjibaku menghadapi Ukraina yang disokong negara-negara Barat.
Walaupun begitu, militer Rusia masih terlalu tangguh bagi pasukan Ukraina yang padahal sudah mendapat suplai senjata dari Amerika Serikat (AS) dan sekutunya dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Belum lagi ribuan tentara bayaran yang berada di balik perlawanan Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU), yang berasal dari Polandia, Inggris, Amerika Serikat, bahkan dari sejumlah negara Amerika Latin.
Siapa sangka, salah satu sekutu Rusia di Benua Amerika, Republik Kuba, mendukung warganya untuk berperang membantu pasukan Rusia.
Baru-baru ini, 17 orang warga Kuba diringkus otoritas keamanan negara komunis tersebut dengan tuduhan perekrutan oleh Rusia. Para warga ini ditangkap karena dianggap akan menjadi sukarelawan ilegal bagi Rusia.
Pasca peristiwa ini, Duta Besar Kuba untuk Rusia, Julio Antonio Garmendia Pena, mengklarifikasi duduk perkaranya.
Menurut Pena, pemerintah Kuba sangat mendukung warga negaranya yang ingin terbang ke Ukraina untuk menyokong kekuatan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia.
Akan tetapi, Pena menegaskan bagi para warga negara Kuba yang menginginkan hal itu harus memenuhi seluruh prosedur yang sah dan legal.
"Warga Kuba dapat bergabung dengan militer Rusia secara legal, namun kami tidak akan menerima kesalahan," ucap Pena dilansir VIVA Militer dari The New York Times.
Prosedur legalitas diberlakukan untuk mencegah pihak-pihak yang tak bertanggung jawab, dan mencari keuntungan pribadi di balik niat warga negara Kuba membantu militer Rusia.
Sejak 4 September 2023 lalu, Kementerian Luar Negeri Kuba memulai proses investigasi terkait dugaan eksploitasi dan perdagangan manusia berkedok mobilisasi sukarelawan ke Rusia.