Militer Ukraina Lancarkan Gelombang Serangan Balik Ketiga di Front Timur
- defence-ua.com
VIVA – Genap satu bulan operasi serangan balik berlangsung di front timur, militer Ukraina kembali mengerahkan pasukan dalam jumlah masif ke dua wilayah. Taktik kontra-ofensif digelar jelang Konferensi Tingkat Tinggi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (KTT NATO).
Serangan militer Ukraina lagi-lagi dikonsentrasikan di Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Zaporizhzhia. Informasi ini dipastikan oleh Penasihat Kepala DPR, Igor Kimakovsky, Rabu 5 Juli 2023.
Menurut Kimakovsky, ini adalah ketiga kalinya pasukan Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU), melancarkan gelombang serangan balik ke garis depan militer Rusia yang dilakukan sejak 4 Juni 2023 lalu.
Dalam serangan kali ini, tentara Ukraina menembaki posisi pasukan militer Rusia di sepanjang Sungai Dniper hingga persimpangan menuju Donetsk dan Zaporizhzhia.
Sayangnya, upaya keras Ukraina justru kembali menemui kegagalan. Gelombang ketiga serangan balik militer Ukraina diklaim Kimakovsky bahkan tak mampu menembus baris pertama pertahanan pasukan Rusia.
"Sekarang semuanya dimulai dari Dniper, yang terbakar hampir ke persimpangan di wilayah Zaporizhzhia dan Republik Rakyat Donetsk," ucap Kimamovsky.
"Tindakan tersebut tidak berhasil, Angkatan Bersenjata Ukraina bahkan tidak dapat menembus garis pertahanan pertama," katanya Kimakovsky dikutip VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, RIA Novosti.
Di sisi lain, Kimakovsky meyakini jika Ukraina sengaja melancarkan gelombang serangan balik ketiga jelang digelarnya KTT NATO untuk mendapatkan perhatian negara-negara Barat.
KTT NATO yang akan digelar pada 11 hingga 12 Juli 2023, di Vilnius, Lithuania. Menurut Kimakovsky pertemuan itu akan dijadikan momentum oleh Ukraina, agar para negara anggota NATO bersedia menggelontorkan bantuan senjata lebih besar.
"Kemungkinan (serangan) kemarin (dilakukan Ukraina) untuk menyatakan fakta bahwa, sebelum KTT NATO di Vilnius, mereka melancarkan serangan balasan gelombang ketiga. Mereka memilih arah Zaporizhzhia sebagai basis," ujar Kimakovsky.