Jenderal Paling Senior NATO Blak-blakan Tak Berani Anggap Remeh Militer Rusia

VIVA Militer: Kapal jelajah Pyotr Veliky militer Rusia menembakkan rudal nuklir
Sumber :
  • eng.mil.ru

VIVA – Sudah 14 bulan lebih Rusia melancarkan invasi militer ke Ukraina, dengan target menguasai seluruh wilayah front timur khususnya Donbass. Selama itu pula, militer Ukraina mendapat sokongan suplai senjata dari negara-negara Barat, anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

NATO kerap meyakinkan dunia jika Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) menelan kerugian besar atas keputusannya menyerang Ukraina.

Tak hanya personel yang tewas, sejumlah alat utama sistem persenjataan yang hancur adalah harga mahal yang harus dibayar oleh militer Rusia

Namun demikian, Ketua Komite Militer NATO, Laksamana Rob Bauer, tetap tak berani menganggap remeh kekuatan Rusia.

VIVA Militer: Jet tempur Sukhoi Su-25 Grach Pasukan Dirgantara Rusia (VKS)

Photo :
  • forbes.com

Perwira tinggi Angkatan Laut Kerajaan Belanda ini berkaca pada sejarah dua Perang Dunia, di mana Rusia berhasil bangkit dan keluar sebagai pihak pemenang.

"Kita tidak boleh meremehkan Rusia dan kemampuan mereka untuk bangkit kembali, seperti yang telah mereka tunjukkan dalam sejarah beberapa kali," ucap Bauer dikutip VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, TASS.

Bauer yang merupakan perwira militer NATO paling senior saat ini, juga mengungkap kekuatan angkatan laut dan udara Rusia sama sekali tak berkurang meski sudah setahun lebih menggelar Operasi Militer Khusus (NVO)

"Dalam hal ini, aliansi akan terus menganggap (Rusia) sebagai ancaman serius di laut, di udara, dan di luar angkasa," kata Bauer melanjutkan.

VIVA Militer: Kapal selam militer Rusia menembakkan Rudal Balistik Antar Benua

Photo :
  • defensenews.com

"Selain memiliki kemampuan nuklir, pasukan Rusia masih sangat, sangat mampu (bangkit)," ujarnya.

Sebelumnya, Bauer mengakui bahwa pasukan Ukraina mengalami masalah usai melancarkan operasi kontra-ofensif. 

Serangan balik yang didukung penuh oleh persenjataan kiriman NATO yang digelar sejak 4 Juni 2023 lalu, diakui Bauer akan bukan hal mudah dan akan memakan banyak waktu.

Sementara itu menurut data Kementerian Pertahanan Rusia dan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolay Petrushev, dalam 30 hari terakhir militer Ukraina kehilangan lebih dari 13.000 tentaranya.