Investigasi Kudeta Bos Tentara Bayaran Rusia Dilanjutkan
- telegraph.co.uk
VIVA – Dengan tuduhan memberontak terhadap negara dan merancang kudeta Presiden Vladimir Putin, pendiri sekaligus bos tentara bayaran PMC Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, dipastikan akan tetap jadi target investigasi.
Prigozhin sebelumnya mengklaim akan balik menyerang Moskow, setelah menuduh militer Rusia menyerang sejumlah kamp yang dihuni anak buahnya.
Tentara bayaran Wagner Group bahkan menyatakan sudah menguasai sejumlah instalasi militer Rusia di wilayah Rostov, dan menggelar konvoi untuk melancarkan serangan ke ibukota.
Kabar serangan terhadap basis tentara bayaran Wagner Group langsung dibantah tegas oleh Kementerian Pertahanan Rusia. Sementara, Putin terlanjur menyebut Prigozhin yang notabene adalah salah satu orang kepercayaannya sebagai pengkhianat.
Ketegangan pun mereda setelah Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, muncul sebagai penengah.
Dilansir VIVA Militer dari Newsweek, Prigozhin pun akhirnya akan diasingkan ke Belarus dan proses penyelidikan terhadapnya akan dihentikan. Sementara, seluruh tentara bayaran Rusia juga dipastikan tidak akan diadili asalkan pemberontakan dihentikan.
Ternyata, investigasi terhadap Prigozhin sama sekali tak dihentikan. Kabar ini dikonfirmasi oleh seorang sumber di Kantor Kejaksaan Agung Rusia yang identitasnya dirahasiakan. Proses investigasi Prigozhin akan tetap dilanjutkan, oleh Dinas Keamanan Rusia (FSB)
"Kasus pidana terhadap Prigozhin belum ditutup. Penyelidikan terus berlanjut," ucap sumber tersebut dikutip VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, TASS
Hal yang sama juga dilaporkan oleh surat kabar Rusia, Kommesarant, yang menjadikan kabar ini sebagai berita utama pada Senin 26 Juni 2023.
Jika hasil investigasi intelijen Rusia membuktikan Prigozhin bersalah, maka pria kelahiran Saint Petersburh 62 tahun lalu akan dijerat dengan pasal 279 Undang-Undang Kriminal Rusia, dengan ancaman 12 hingga 20 tahun penjara.