Suplai Senjata Seret, Tentara Bayaran Rusia Ancam Tinggalkan Front Timur
- ridl.io
VIVA – Situasi yang semakin memanas di kota Bakhmut (Artyomovsk), Republik Rakyat Donetsk (DPR), ternyata membuat loyalitas tentara bayaran Wagner Group Rusia berkurang. Minimnya pasokan senjata dan amunisi jadi alasan untuk angkat kaki dari palagan.
Lewat kanal Telegram pribadinya, pendiri sekaligus pimpinan Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, menyatakan jika posisi pasukannya akan digantikan oleh satuan elite Chechnya, Kadyrovites (Akhmat).
"(Ini adalah) momen ketika menurut perhitungan kami, kami akan sepenuhnya menghabiskan potensi tempur kami," tulis Prigozhin dikutip VIVA Militer dari Jerusalem Post.
VIVA Militer melaporkan dalam berita 2 Mei 2023, di mana Prigozhin menyampaikan keluhannya terkait pasokan senjata dan amunisi yang dibutuhkan anak buahnya.
Menurut Prigozhin, tentara bayaran Rusia setidaknya membutuhkan peluru seberat 300 ton dalam perang melawan pasukan militer Ukraina. Akan tetapi faktanya, unit Wagner Group disebut Prigozhin baru menerima sepertiga saja.
"Tiga ratus ton per hari adalah 10 peti kemas kargo tidak banyak sama sekali," ucap Prigozhin dikutip VIVA Militer dari Evening Standard.
Di sisi lain, Kepala Republik Chechnya, Letnan Jenderal Ramzan Kadyrov, sudah menawarkan pasukan khusus Akhmat untuk menggantikan posisi tentara bayaran Vladimir Putin.
Meskipun tahu jika Bakhmut adalah salah satu wilayah yang menjadi tanggung jawab tentara bayaran Rusia.
Untuk itu, Kadyrov mengatakan jika ia telah mengirim surat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, Sabtu 6 Mei 2023. Isi surat Kadyrov kepada Putin adalah permintaah pemindahan pasukan Akhmat ke Bakhmut.
"Situs ini (Bakhmut) masih dalam wilayah tanggung jawab PMC Wagner," ucap Kadyrov dilansir VIVA Militer dari Newsweek.
"Sehubungan dengan peristiwa baru-baru ini, saya ingin menyatakan bahwa unit Chechnya siap untuk membersihkan pemukiman ini dari keberadaan bandit Ukraina dan NATO," katanya.