Siasat Licik Ukraina Tuduh Militer Rusia Cemarkan Radioaktif

VIVA Militer: Pasukan Angkatan Bersenjata Ukraina (ZSU)
Sumber :
  • dw.com

VIVA  – Kegagalan militer Ukraina merebut kembali situs Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl, Oblast (Provinsi) Kiev, jadi alasan untuk melancarkan propaganda negatif terhadap Rusia.

Pasukan militer Rusia berhasil merebut situs pembangkit listrik yang bocor dan mencemarkan radioaktif pada 1986 ini, pada awal Operasi Militer Khusus (NVO) ke Ukraina sesaat setelah invasi digelar Februari 2022 lalu.

Tak bisa ditembus, Ukraina disebut Markas Besar Koordinasi Antar Departemen Tanggap Kemanusiaan Kementerian Pertahanan Rusia, tengah membuat siasat baru.

Rezim Volodymyr Zelensky diduga akan menjadikan Rusia sebagai kambing hitam, pencemaran radioaktif di wilayah tersebut.

VIVA Militer: Pasukan militer Rusia di PLTN Chernobyl, Ukraina

Photo :
  • newsweek.com

Aktivitas unit Angkatan Bersenjata Rusia (VSRF) di wilayah itu, jadi modal tudingan yang melanggar Konvensi Keselamatan Nuklir.

Dilansir VIVA Milliter dari Kantor Berita Rusia, RIA Novosti, Strategi ini dilakukan sebelum sesi khusus darurat ke-11 Majelis Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), 22 Februari 2023.

Tak sendirian, Ukraina juga didukung oleh negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pimpinan Amerika Serikat (AS).

"Dengan dukungan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, Rezim Kiev sedang menyelesaikan persiapan provokasi informasi skala besar untuk menuduh Federasi Rusia," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.

Bencana Nuklir di Chernobyl, Ukraina.

Photo :
  • U-Report

"Dalam dugaan pelanggaran berat terhadap kewajiban Konvensi Keselamatan Nuklir selama operasi militer khusus, sebelum dimulainya sesi khusus darurat ke-11 Majelis Umum PBB pada 22 Februari tahun ini," lanjut pernyataan tersebut..

Komando militer Rusia menyatakan, Ukraina bermaksud  menyajikan kepada masyarakat dunia bukti kontaminasi radioaktif di area yang luas. 

Di sisi lain, sejumlah misi Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) justru berbeda dengan tuduhan Ukraina. Selama pemeriksaan, IAEA sama sekali tidak menemukan bahaya pencemaran radio aktif dalam dua kali kunjungan.