Militer Turki Sip Serang Suriah dan Irak dengan Rudal Buatan Rusia

VIVA Militer: Sistem rudal pertahanan udara S-400 Triumf
Sumber :
  • thediplomat.com

VIVA – Sebagai salah satu negara operator sistem rudal pertahanan udara S-400 Triumf, Turki dipastikan bakal segera mengerahkannya ke medan pertempuran. Khususnya, dalam serangan ke wilayah utara Suriah dan Irak.

Dalam berita sebelumnya, VIVA Militer melaporkan jika Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, telah mengumumkan kemungkinan serangan darat ke dua negara tersebut.

Upaya ini dilakukan untuk menghabisi milisi Partai Buruh Kurdistan (PKK), yang dianggap Turki sebagai organisasi teroris.

Menteri Pertahanan Turki, Jenderal Hulusi Akar, sebelumnya telah mengonfirmasi serangan udara dengan menggunakan 50 unit jet tempur dan 20 unit pesawat tanpa awak (drone) saat menyerang basis-basis milisi Kurdi.

VIVA Militer: Jenderal Hulusi Akar dan Recep Tayyip Erdogan

Photo :
  • Foreign Affairs

Serangan udara skala besar itu terafiliasi dalam Operasi Cakar-Pedang (Operation Claw-Sword), yang dipastikan Akar akan terus berlanjut. 

Akar kemudian menjelaskan tentang persiapan pengerahan sistem rudal pertahanan udara S-400 buatan Rusia, dalam operasi militer di Suriah dan Irak.

"S-400 siap digunakan di tempat. Ketika ada ancaman muncul, kami akan memutuskan di mana akan memasangnya, kami akan pergi dan memasangnya," ujar Akar dikutip VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, RIA Novosti.

Lebih lanjut mantan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Turki itu menjelaskan, pihaknya tengah berupaya untuk membeli jet tempur General Dynamics F-16 Fighting Falcon dari Amerika Serikat (AS). Tetapi jika kesepakatan itu gagal, Ankara memiliki alternatif lain.

VIVA Militer: Rudal sistem pertahanan udara S-400.

Photo :

Pada 2017, Turki menandatangani kontrak pertama pemblian sistem rudal pertahanan udara S-400 senilai $2,5 miliar atau setara dengan Rp39,3 triliun. 

Pada penandatanganan kontrak gelombang pertama, Rusia memberi Turki opsi untuk membeli unit rudal S-400 lain. Pengiriman pertama ke pihak Turki dilakukan pada 2019.

Kemudian pada Agustus 2022 lalu, Moskow dan Ankara menandatangani dan mulai mengimplementasikan kontrak dalam penyediaan sistem rudal S-400 gelombang kedua.