Pesawat Pembom Amerika Gentayangan Ancam Korea Utara
- sofrep.com
VIVA – Korea Utara (Korut) tak henti-hentinya melakukan uji coba rudal balistik berkemampuan nuklir, yang ditembakkan ke dekat wilayah Jepang dan Korea Selatan (Korsel). Aksi yang mengancam dua sekutu Asia, Amerika Serikat (AS) langsung mengambil tindakan.
VIVA Militer melaporkan dalam berita Jumat 18 November 2022, saat Korut menembakkan rudal balistik yang jatuh di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang, 200 kilometer dari Pulau Oshima-Oshima, Prefektur Hokkaido.
Saat itu, Pasukan Roket Strategis Tentara Rakyat morea Utara (KPA) menguji coba Rudal Balistik Antarbenua (ICBM) yang sangat mematikan. Rudal Hwasong-17 memiliki jangkauan lebih dari 15.000 kilometer, dan bisa menghancurkan daratan Amerika.
Uji coba nuklir Korea Utara tu tak cuma membuat geram Jepang dan Korsel. Angkatan Bersenjata AS (US Armed Forces) juga langsung merespons. Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari media Korsel, Hankyoreh, militer Amerika Serikat mengerahkan pesawat pembom Rockwell B-1 Lancer ke Semenanjung Korea, Sabtu 18 November 2022.
Pesawat pembom B-1 dikabarkan bakal ambil bagian dalam latihan militer gabungan dengan Pasukan Bela Diri Jepang (JSDF) dan Angkatan Bersenjata Republik Korea Selatan (ROK Armed Forces). Militer Korea Selatan bahkan mengerahkan sejumlah unit jet tempur siluman F-35 Lightning II untuk mengawal pembom B-1.
"Korea Selatan dan AS melakukan latihan udara bersama saat pembom strategis B-1B dari Angkatan Udara AS dikirim kembali ke Semenanjung Korea," bunyi pernyataan Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Republik Korea Selatan.
"Sebagai bagian dari latihan ini, F-35A dari Angkatan Udara Republik Korea dan F-16 dari Angkatan Udara AS terbang dalam formasi sambil menemani pembom strategis B-1B Amerika memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara Korea (KADIZ)," lanjut pernyataan tersebut.
Lebih lanjut Kepala Staf Gabubgan Angkatan Bersenjata Korsel memastikan, latihan gabubgan ini menunjukkan soliditas aliansi AS, Jepang dan Korsel, untuk menepis ancaman di Semenanjung Korea.
Militer Korsel juga dengan tegas menyatakan jika pihaknya bersama Amerika dan Jepang takkan berhenti melakukan pengawasan di wilayah tersebut.
"Latihan ini berfungsi untuk menunjukkan sekali lagi kemampuan dan postur pertahanan bersama Korea Selatan dan AS, yang didasarkan pada kekuatan militer aliansi yang luar biasa, dan tekad kuat AS untuk melaksanakan janjinya untuk memperpanjang pencegahan dan pertahanan Korea. Semenanjung," lanjut Kepala Staf Gabungan Korsel.
"Korea Selatan dan AS akan terus meningkatkan kemampuan operasional bersama mereka untuk menanggapi provokasi musuh jika terjadi krisis sambil bekerja sama erat dalam melacak dan memantau tren terkait," kata penyataan tersebut.