Dron Bunuh Diri Iran Blingsatan di Ukraina, Ayatollah Sindir Amerika

VIVA Militer: Pemimpin Tertinggi Revolusi Iran, Ayatollah Khamenei
Sumber :
  • middleeasteye.net

VIVA - Pemimpin Tertinggi Revolusi Republik Islam Iran, Ayatolah Ali Khamenei, melancarkan perang urat syaraf kepada Amerika Serikat (AS) terkait kemampuan drone bunuh diri Iran. Senjata mematikan Negeri Mullah menunjukkan kemampuannya menghancurkan pusat energi Ukraina.

Amerika melabeli pesawat tanpa awak Geranium-2 buatan Iran sebagai senjata "berbahaya". Geranium-2 atau Shaheed-132, menjadi andalan baru militer Rusia dalam perang di Ukraina dalam beberapa bulan terakhir.

Hantaman demi hantaman pesawat tanpa awak yang dirancang menghancurkan diri terhadap target, membuat 30 persen jaringan listrik dan komunikasi rusak. Akibatnya, pemerintah Ukraina memberlakukan waktu pemakaian listrik di sejumlah wilayah.

Pada awalnya, Amerika dan negara-negara Barat meragukan kualitas drone Shaheed-132 dan dianggap sebagai aksi propaganda Iran.

VIVA Militer: Puing-puing drone bunuh diri Iran di Ukraina

Photo :
  • lemonde.fr

Akan tetapi, Rusia sebagai salah satu sekutu utama Iran percaya dengan kemampuan senjat ini dan langsung mendatangkannya dalam jumlah masif.

Keraguan Amerika dan negara-negara Barat ini lah yang menjadi bahan sindiran Khamenei. Khamenei ingat betul bagaimana respons Barat saat foto-foto drone Iran beredar di publik. Iran dianggap sengaja memasok senjata untuk mendukung Rusia menginvasi Ukraina.

"Saat gambar drone Iran diterbitkan beberapa tahun yang lalu, mereka mengatakan bahwa 'mereka (Iran) sedang berbelanja foto. Sekarang mereka mengatakan 'drone Iran berbahaya, mengapa Anda menjualnya kepada seseorang?" ujar Khamenei.

Rekaman drone dan puing-puing yang dikumpulkan oleh Ukraina menunjukkan bahwa mereka sangat mirip dengan Shahed-136 buatan Iran.

VIVA Militer: Puing drone bunuh diri Iran di wilayah Ukraina

Photo :
  • dw.com

Kiev dan beberapa pendukung Baratnya secara langsung menuduh Iran memasok drone Geran-2 ke Rusia. Presiden Ukraina Vladimir Zelensky mengklaim pekan lalu bahwa Rusia telah mengakuisisi sebanyak 2.400 unit.