Amerika Pancing Kemarahan Rusia Luncurkan Perang Nuklir

VIVA Militer: Rudal balistik Rusia berbasis peluncuran kapal selam
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS), Jenderal Anatoly Antonov, memberikan pernyataan tegas terkait sikap Negeri Paman Sam kepada negaranya. Antonov menyatakan, Amerika memang sengaja memancing kemarahan Rusia, dan membuat perang nuklir semakin dekat.

Antonov yang juga merupakan Mantan Wakil Menteri Pertahanan Rusia membaca situasi yang masih terus berlanjut. Dukungan Amerika terhadap Ukraina jadi salah satu hal yang paling ditentang oleh Rusia. 

Sikap Amerika itu dianggap Antonov sebagai tindakan sengaja, untuk menguji kesabaran Rusia. Tujuan Amerika sangat jelas menurut Antonov, memancing Rusia untuk mengerahkan senjata nuklir dalam perang.

"Mereka ingin mengecek seberapa besar kesabaran kita untuk tidak bereaksi terhadap tindakan dan serangan bermusuhan secara terbuka," ucap Antonov dikutip VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, RIA Novosti.

VIVA Militer: Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat, Jenderal Anatoly Antonov

Photo :
  • eng.mil.ru

"Faktanya, Washington mendorong situasi ke arah bentrokan kekuatan nuklir utama, yang penuh dengan konsekuensi yang tidak dapat diprediksi," katanya.

Sebagai bukti, Amerika hingga saat ini terus mengirim ribuan senjata ke Kiev. Tak hanya senapan serbu dan amunisi, di bawah komando Presiden Joe Biden juga memberi Ukraina banyak senjata mematikan berupa roket dan rudal. 

Dengan senjata-senjata buatan Amerika, Ukraina tak cuma membunuh banyak tentara Rusia. Tetapi juga, memahami cara atau sistem yang disebut Antonov seni perang ala Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

“Pasokan senjata mematikan secara terbuka meningkat dan Kiev juga dipasok bersama intelijen. Perencanaan bersama operasi melawan Angkatan Bersenjata Rusia sedang berlangsung. Ukraina sedang mempelajari seni perang menggunakan peralatan NATO,” kata Antonov.

VIVA Militer: Bongkar muat senjata anti-tank kiriman Amerika Serikat di Ukraina

Photo :
  • rt.com

Selain itu, Antonov juga memastikan jika militer Rusia akan dikerahkan untuk menjaga dan mengamankan seluruh wilayah kedaulatannya. Tak terkecuali Krimea, dan empat oblast (provinsi) Ukraina yang memilih bergabung pasca referendum 23-27 September 2022.

Antonov menegaskan bahwa anggapan jika Rusia akan membiarkan Krimea jadi target serangan Ukraina, adalah pikiran yang salah. Pernyataan ini ditunjukkan langsung kepada para pejabat tinggi Amerika, yang kerap mengompori Ukraina untuk kembali merebut Krimea.

"Saya ingin menambahkan bahwa beberapa politisi Amerika keliru jika mereka berpikir bahwa kesediaan kami untuk mempertahankan wilayah kami, tidak berlaku untuk Krimea atau wilayah yang dapat menjadi bagian dari Rusia atas dasar kehendak bebas," ujar Antonov.