Rekrut 200 Ribu Prajurit, Militer China Mampu Tenggelamkan Taiwan

VIVA Militer: Pasukan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA)
Sumber :
  • newsweek.com

VIVA – Kekuatan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) dalam hal kuantitas personel dipastikan bakal semakin meningkat. Militer China secara mengejutkan dapat perhatian khusus dari mahasiswa, yang sangat antusias untuk terjun ke dunia ketentaraan.

Dalam laporan yang dilansir VIVA Militer dari Global Times, antusiasme para pemuda China untuk memasuki dunia militer muncul di tengah meningkatnya ketegangan dengan Republik China (Taiwan).

Reunifikasi China dan Taiwan sepertinya membuat para pemuda Negeri Tirai Bambu terdongkrak semangatnya, dan ingin merealisasikan ambisi tersebut. 

Di sisi lain, PLA juga meningkatkan fokusnya pada sejumlah sektor. Tak hanya dalam ilmu pertempuran, tetapi juga di sektor intelijen dan teknologi informasi.

VIVA Militer: Pasukan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA)

Photo :
  • cnbc.com

Selain sederet fakta itu, Tentara Pembebasan Rakyat China mengubah syarat  perekrutan dalam hal batas usia. Dari yang semula batas maksimal 24 tahun, menjadi 26 tahun. 

PLA memprioritaskan mahasiswa yang mengambil jurusan sains dan teknologi, yang saat ini sangat diperlukan dalam menghadapi pertempuran.

"Orang-orang dengan keterampilan yang diperlukan untuk bertempur dalam peperangan, termasuk mereka yang berbakat di bidang jaringan internet, komunikasi, teknis, obserbasi, dan pengoperasian pesawat tanpa awak," ujar pakar militer China, Song Zhongping.

"Saat PLA berkembang maju, yang paling kami butuhkan adalah prajurit dengan keterampilan intensif dan ahli teknik yang bisa dengan cepat belajar mengoperasikan senjata berteknologi canggih," katanya.

VIVA Militer: Pasukan Operasi Khusus Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA)

Photo :
  • DefPost

Dalam laporan lain yang diungkap CCTV, sejauh ini ada lebih dari 110.000 orang yang mendaftar masuk Tentara Pembebasan Rakyat China, pada gelombang kedua 2022. Jumlah tersebut didapat di Provinsi Zhejiang, di mana 50.000 adalah mahasiswa dan 27.000 adalah lulusan perguruan tinggi.

Kemudian di Shuzou, Provinsi Jiangsu, ada lebih dari 8.000 orang pendaftar. Sementara di Qingdao, Provinsi Shandong, ada 3.000 pendaftar yang 90 persen diantaranya adalah lulusan perguruan tinggi.