Mariupol Jatuh, Rusia Janji Tak Bunuh Tentara Ukraina Jika Menyerah

VIVA Militer: Pasukan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) di Ukraina
Sumber :
  • japantimes.co.jp

VIVA – Setelah hampir dua bulan perang berkecamuk, pasukan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) akhirnya berhasil merebut kota pelabuhan Mariupol, Ukraina. Akan tetapi, masih ada sisa-sisa tentara Ukraina yang bersembunyi di pabrik senjata Azovstal.

Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, TASS, Kementerian Pertahanan Rusia memastikan akan memperlakukan tentara Ukraina termasuk anggota milis dari Batalyon Azov dan Aidar, jika menyerah.

Rusia berjanji tidak akan mengeksekusi para tentara dan milisi Ukraina, dan mempersilahkan seluruhnya untuk keluar dari tempat persembunyian mulai pukul 14.00 waktu Moskow, Rabu 20 April 2022.

Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan Rusia menjamin hak hidup, keamanan hingga bantuan medis untuk seluruh tentara dan milisi Ukraina.

VIVA Militer: Pasukan militer Rusia menguasai Mariupol, Ukraina

Photo :
  • businesslive.co.za

"Kepemimpinan Rusia menjamin kelangsungan hidup, keamanan lengkap, dan penyediaan bantuan medis yang memenuhi syarat untuk semua orang yang meletakkan senjata mereka," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.

Sayangnya, sejumlah tentara Angkatan Bersenjata Ukraina (ZSU) beserta anggota milisi tidak juga mau menerima tawaran Rusia. Padahal, ini adalah kedua kalinya Rusia memberikan tawaran setelah sebelumnya diberikan Minggu 17 April 2022 lalu.

Dalam percakapan komunikasi yang berhasil disadap militer Rusia, para petinggi militer Ukraina memerintahkan kepada para prajurit untuk tidak menyerah. Oleh sebab itu, Rusia menganggap bahwa militer Ukraina telah mengkhianati para prajuritnya sendiri.

"Tawaran meletakkan senjata yang diberikan kepada batalyon milisi nasionalis dan tentara bayaran asing telah diulangi. Meskipun, tidak ada langkah dasar dari otoritas Kiev yang bertujuan menyelamatkan prajurit mereka," kata Kementerian Pertahanan Rusia.

"Komandan-komandan (militer) Ukraina menyadari keputusasaan situasi mereka dan siap untuk meletakkan senjata. Tetapi, pihak perwenang Ukraina dari Kiev menolak permintaan itu," lanjut Kementerian Pertahanan Rusia.