Kurang dari 20 Km, Meriam Atom Rusia Arahkan Moncong ke Ukraina
- weaponews.com
VIVA – Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) terus memobilisasi alat utama sistem persenjata (alutsista) berdaya hancur masif, ke sejumlah wilayah di perbatasan Ukraina. Salah satu yang menjadi sorotan adalah ikut disiagakannya meriam atom 2S7 Pion.
Dilansir VIVA Militer dari Defence Blog, sejumlah unit meriam atom 2S7 Pion sudah berada di wilayah Vesela Lopan, Provinsi Belgoron.
Sebuah video berdurasi 41 detik diunggah oleh akun Twitter bernama @Liveuamap, yang menunjukkan keberadaan salah satu meriam yang diyakini menjadi salah satu yang paling dahsyat di dunia.
"Militer di Vesela Lopan, Provinsi Belgorod," tulis akun Twitter tersebut.
Perlu diketahui, wilayah Vesela Lopan hanya berjarak 17 kilometer (10 mil) dari perbatasan Ukraina. Yang lebih mengkhawatirkan, meriam atom 2S7 Pion memiliki kemampuan untuk menembakkan peluru nuklir taktis yang bisa menjangkau target puluhan kilometer.
Dikembangkan sekitar tahun 1975, meriam atom 2S7 Pion memasuki masa dinas bersama militer Rusia pada 1976.
Meriam ini sudah dikerahkan di sejumlah palagan, mulai dari Perang Rusia-Afghanistan (1979-1989), Perang Donbass (2014), hingga yang terbaru pada Perang Nagorno-Karabakh pada 2020 lalu.
Meriam atom 2S7 Pion dirancang untuk menghancurkan artileri, mortir dan fasilitas nuklir musuh. Memiliki senjata utama meriam 2A4 203 mm, meriam ini dianggap sebagai salah satu yang terkuat di dunia.
Tak hanya daya hancur yang dahsyat, tembakan meriam 2S7 Pion juga mampu menjangkau sasaran sejauh 37,5 kilometer. Bahkan untuk varian terbarunya, meriam ini bisa menghancurkan target sejauh 50 kilometer.
Selain meriam 2S7 Pion, militer Rusia juga diketahui telah menyiagakan rudal hipersonik berhulu ledak nuklir Kh-47M2 Kinzhal. VIVA Militer melaporkan dalam berita sebelumnya, jet tempur Mikoyan MiG-31K tertangkap kamera terbang membawa rudal balistik nuklir tersebut di wilayah Kaliningrad.
Militer Rusia diyakini mengerahkan empat hingga lima unit jet tempur Mikoyan MiG-31K untuk membawa rudal hipersonik Kh-47M2 Kinzhal di Pangkalan Udara Angkatan Laut Kaliningrad Chkalovsk, dekat perbatasan Polandia dan Lithuania.
Pengerahan jet tempur dan rudal hipersonik berhulu ledak nuklir oleh militer Rusia, disinyalir adalah tanggapan atas masuknya ratusan personel pasukan elite lintas udara Amerika Serikat ke Polandia.