Prajurit Angkatan Darat Ditangkap Gara-gara Demo Semprot Muka Polisi
VIVA – Seorang prajurit Angkatan Darat militer Amerika Serikat (US Army) ditangkap karena dituduh telah ikut berdemonstrasi dan melakukan tindak kekerasan kepada petugas kepolisian.
Prajurit itu bernama Spc James Phillip Mault. Dia ditangkap di pangkalan militer Angkatan Darat militer Amerika Serikat, Fert Bragg di Carolina Utara.
Mault ditangkap karena dituduh telah melakukan penyerangan kepada petugas kepolisian saat terjadi demonstrasi yang berujung kerusuhan di Gedung Capitol pada Januari 2021.
Dilansir VIVA Militer dari Army Times, Jumat 15 Oktober 2021, nama Mault sudah masuk dalam daftar pencarian orang FBI, karena menyemprotkan cairan kimia ke muka polisi di lokasi unjukrasa.
Menurut juru bicara pangkalan militer Fort Bragg, Kolonel Joe Buccino, Mault diringkus pada 6 Oktober 2021 di tempat dia bertugas.
Kolonel Buccino mengatakan, hal yang penting dicatat dalam kasus ini adalah, Mault melakukan tindak kekerasan alias kriminal saat masih belum menjadi prajurit angkatan darat. Sebab, Mault baru bergabung jadi prajurit Angkatan Darat pada Mei, atau 4 bulan setelah peristiwa di Capitol.
"Hal yang diduga dia lakukan ini terjadi sebelum dia menjadi tentara," kata Kolobel Buccino.
Sementara itu, saat diadili pada 8 Oktober 2021, Mault menolak tuduhan itu. Namun, banyak bukti keterlibatannya dalam demo rusuh itu. Termasuk keterangan dari keluarganya.
Perlu diketahui, saat demo terjadi, Mault terekam mengenakan topi merah dengan stiker khas untuk Rochester, NY, serikat pekerja besi. Dan ada pula bukti rekaman saat dia semprotkan cairan kimia.
Mault tercatat mendaftar tentara pada Mei 2021 dan langsung ditugaskan ke bagian dari pasukan tempur militer Amerika Serikat, dia bertugas di Brigade ke-3 Divisi Lintas Udara ke-82 atau 82nd Airborne Division 3rd Brigade.
82nd Airborne Division 3rd Brigade merupakan satuan elite tempur militer Amerika Serikat yang memiliki rekam jejak peperangan yang sangat panjang, mulai dari Perang Dunia I sampai Operasi Invasi ke negara-negara Timur Tengah.