Dikira Taliban, Marinir AS Malah Bantai Warga Sipil Afghanistan
- US Naval Institute
VIVA – Emal Ahmadi, seorang warga sipil Afghanistan selamat dari serangan drone militer Amerika Serikat (AS) pada 29 Agustus 2021 lalu. Ahmadi tengah berjuang meminta pertanggung jawaban Korps Marinir Amerika Serikat (US Marine Corps), yang telah membunuh 10 anggota keluarganya.
Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari NBC News, serangan rudal ditembakkan pesawat tanpa awak (drone) Korps Marinir AS (USMC) ke kompleks keluarga Ahmadi di Kabul.
Rudal drone militer Amerika itu menghantam mobil yang baru saja dimasukkan kerabat Ahmadi, Zemerai, ke dalam rumah. Siapa sangka, anggota keluarga yang berlarian di dekat mobil meregang nyawa akibat ledakan. Salah satunya adalah Malika, putri Ahmadi yang tewas dalam usia 3 tahun.
Tepatnya Jumat 17 September 2021, Panglima Komando Pusat Amerika Serikat, Jenderal Frank McKenzie, memberikan pengakuan bahwa pasukan Korps Marinir AS telah melakukan kesalahan dalam serangan itu.
"Itu adalah kesalahan tragis. Ada warga sipil yang tak berdosa meninggal dunia dalam serangan itu," ucap McKenzie yang merupakan perwira tinggi militer AS dari Korps Marinir.
Militer Amerika sebelumnya berdalih usai serangan maut tersebut. Militer AS bersikeras serangan itu ditujukan untuk menghancurkan fasilitas milik Taliban, saat penarikan pasukan dari Afghanistan.
Yang lebih memalukan, ternyata Zemerai yang merupakan kerabat Ahmadi adalah karyawan yang bekerja di sebuah organisasi kemanusiaan milik Amerika.
Pernyataan Departemen Pertahanan AS (US Departement of Defense) yang bermarkas di Pentagon soal kendaraan yang dikendarai Zemerai berisi bahan peledak, terbukti keliru.