Jenderal Senior TNI Bongkar Drama Ledakan Kemanusiaan Hamas Vs Israel
- Lemhanas
VIVA – Konflik bersenjata di Gaza antara militer Israel dengan Hamas mulai mereda seiring disepakatinya gencatan senjata. Sementara ini tak ada lagi roket dan peluru kendali berterbangan di langit kedua negara bertetangga.
Namun, gejolak di Gaza masih hangat menjadi bahan diskusi para ahli dan pengamat militer negara-negara di dunia. Tak terkecuali Indonesia.
Yang terbaru salah satu jenderal senior Tentara Nasional Indonesia, yaitu Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI (Purnawirawan) Junias Lumban Tobing terlibat dalam diskusi konstruktif dengan sejumlah tokoh.
Dalam diskusi bertema 'Demi Palestina Ibu Pertiwi Memangsa Anaknya' yang disiarkan secara langsung melalui akun Youtube, Jozeph Paul Zhang, Brigjen TNI Junias mengungkap sejumlah fakta di balik konflik senjata itu.
Menurut mantan Kepala Pusat Kajian Strategis TNI itu, konflik senjata di Gaza merupakan sebuah hasil dari sebuah desain, desain dari drama yang sengaja diciptakan untuk memicu terjadinya ledakan kemanusiaan.
Ada beberapa fakta yang dikemukakan Brigjen TNI (Purn) Junius untuk mendapatkan sebuah dugaan kuat bahwa konflik bersenjata itu adalah hasil desain.
"Kalau kita mau kupas lagi ya, mengapa terjadi di saat Israel memperingati hari Yerusalem, kedua kenapa terjadi Bulan Ramadan, ketiga mendekati hari kemerdekaan Israel. Ini didesain gak? didesain, oleh siapa? karena lawannya Israel itu Hamas. Hamas itu kan menginginkan apa? Sudah saya katakan dari awal, yang namanya teroris dia ingin memblowup, memblowup apa? drama. Seolah-olah siapa yang menciptakan konflik, seolah-olah supaya terjadi ledakan kemanusiaan," kata Brigjen TNI (Purn) Junius dilansir VIVA Militer, Selasa 25 Mei 2021.
Dan ternyata drama yang dikemas di Gaza itu cukup manjur untuk menciptakan ledakan kemanusiaan di dunia, terutama di Indonesia. Hal itu dipicu dengan banyak warga sipil Palestina yang jadi korban akibat dari pertempuran antara Israel dan Hamas di Gaza.
"Nah gobloknya orang kita ini, merasa itu adalah persoalan kemanusiaan," katanya.
Meski konflik bersenjata itu disebut sebagai hasil dari desain. Tapi Brigjen TNI (Purn) Junius memastikan dirinya tidak akan menyimpulkan siapa yang benar dan siapa yang salah.
"Yang akan saya bongkar itu tentang apa yang benar? bukan siapa yang benar," ujar beliau.
Jenderal TNI purnawirawan penyandang bintang satu itu mengatakan, ada fakta-fakta penting terutama sejarah yang harus diketahui masyarakat agar tidak terjebak dalam drama di Timur Tengah. Apalagi Indonesia merupakan negara non-blok, yang harus bersikap netral tidak berpihak atau membela Palestina atau juga Israel.
"Bagaimana menjaga kedamaian dunia kalau kita memihak, kita harus bebas dari keberpihakan. Permusuhan Israel Palestina kita buka sejarah, day by day, years by years karena semua membawa pandangannya masing-masing. Coba kita angkatlah, kenapa ada negara Israel? Siapa yang membentuk negara Israel? ini harus kita sampaikan, karena tidak semua orang paham. Kenapa? Karena tuhannya berbeda," katanya.
Perlu diketahui, konflik bersenjata antara Israel dan Hamas memuncak di akhir Ramadan 1442 Hijriah, diawali penyerangan oleh polisi Israel terhadap Muslim Palestina yang beribadah di Masjidil Al-Aqsa, berlanjut ke terjadi penyerangan roket-roket oleh Hamas ke Israel, dan memicu serangan udara Israel ke basis pertahanan Hamas di Gaza.
Baca: Puluhan Preman Terminal Ngamuk, Prajurit Marinir TNI Terkapar Dihajar