Sersan Robinson Mati Bunuh Diri Usai Diperkosa Rame-rame
- New York Post
VIVA – Kabar tak sedap kembali datang dari Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces). Seorang bintara wanita anggota Garda Nasional Amerika Serikat (US National Guard), Sersan Staf Morgan Robinson, tewas bunuh diri usai jadi korban pemerkosaan rekan-rekannya sesama tentara Amerika Serikat (AS).
Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari New York Post, Robinson awalnya menjadi objek pelecehan seksual komandannya saat ditempatkan di Kuwait pada 2018 silam. Menurut sang ibu, Debbie Robinson, putrinya sudah melaporkan kejadian itu kepada atasannya. Sayang, laporan Robinson justru dianggap angin lalu.
Setelah itu, Morgan kembali jadi korban pemerkosaan rekan-rekannya saat dipindah tugaskan ke Afghanistan. Debbie menyebut bahwa putrinya itu kembali diperkosa secara bergiliran oleh rekan-rekannya, hingga akhirnya Robinson depresi dan memilih untuk mengakhiri hidupnya.
"Untuk berpikir bahwa itulah yang merenggut nyawanya, itulah yang menghancurkannya. Mereka menginginkan tubuhnya dan mengambil jiwanya," ucap Debbie.
Debbie tak berhenti mencari keadilan untuk anaknya yang kini tinggal nama. Akan tetapi, Debbie juga menjadi saksi bagaimana pihak militer AS justru menutupi banyak bagian dari laporan yang sempat dilayangkan Robinson.
"Sersan Robinson menderita trauma seksual, fisik, dan psikologis saat dikerahkan. Sekuel dari trauma ini menjadi faktor penyebab kematiannya," kata Debbie melanjutkan.
"Saya hanya tidak mengerti bagaimana mereka bisa berdiri di sana, menatap mata saya, dan menyerahkannya kepada saya. Mereka tidak bisa mengawasi diri merea sendiri. Bagaimana Anda bisa menyelidiki diri sendiri? Anda tidak bisa," ujarnya.
Di sisi lain, Angkatan Darat AS (US Army) justru membantah tuduhan Debbie. Angkatan Darat AS memastikan telah melakukan penyelidikan menyeluruh terkait pemerkosaan yang dilakukan sejumlah prajurit terhadap Robinson.
Angkatan Darat AS juga meyakinkan pihaknya bertanggung jawab penuh atas kasus ini, dan akan mengambil tindakan tegas terhdap prajurit yang terlibat.
"Departemen tersebut tetap berkomitmen pada tujuan kami untuk mengakhiri kekerasan seksual di militer. Memberikan tanggapan kepada anggota militer dan meminta pertanggungjawaban para pelanggar dengan tepat," ucap Penasihat Kebijakan Utama Departemen Pertahanan AS, Elizabeth Van Winkle.