Armenia-Azerbaijan Damai, Tentara Bayaran Turki Cari Perang Baru
- MENA Research and Study Center
VIVA – Keberhasilan Rusia mendamaikan Armenia dan Azerbaijan membuat perang yang meletus di Nagorno-Karabakh (Artsakh), berhenti. Berakhirnya Perang Armenia-Azerbaijan, membuat sejumlah tentara bayaran Turki menjadi pengangguran.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, jadi sosok penting dalam perdamaian Armenia dan Azerbaijan. Perang antara pasukan Angkatan Bersenjata Armenia yang didukung tentara pemberontak, Pasukan Pertahanan Artsakh, melawan Angkatan Bersenjata Azerbaijan, berakhir di jalur diplomasi.
Campur tangan Rusia dalam proses perdamaian Armenia dan Azerbaijan tak hanya lewat jalur diplomasi, tetapi juga dengan mengerahkan militernya ke Nagorno-Karabakh. Lebih dari 1.900 orang personel Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) dikirim ke wilayah konflik, untuk menjaga keberlangsungan perdamaian.
Berhentinya Perang Armenia-Azerbaijan berarti selesai juga pekerjaan yang harus dilakukan tentara bayaran Turki. Seperti yang diketahui, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, sudah sejak awal perang meletus menyatakan dukungannya terhadap Azerbaijan.
Meskipun kerap membantah, Rusia tetap meyakini bahwa kemenangan Azerbaijan dalam perang melawan Armenia tak lepas dari peran tentara bayaran Turki.
Berakhirnya konflik bersenjata di Nagorno-Karabakh, membuat banyak tentara bayaran Turki kehilangan pekerjaannya. Oleh sebab itu, dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari BulgarianMilitary.com, Turki akan mengirim para tentara bayarannya ke Donbass, Ukraina.
Hingga saat ini, pertempuran antara pasukan Angkatan Bersenjata Ukraina melawan tentara bayaran Rusia masih berlangsung. Oleh sebab itu, muncul dugaan bahwa Turki akan memberikan dukungan kepada Ukraina dalam perang melawan Rusia.
Hingga saat ini, pertempuran antara pasukan Angkatan Bersenjata Ukraina melawan tentara bayaran Rusia masih berlangsung. Oleh sebab itu, muncul dugaan bahwa Turki akan memberikan dukungan kepada Ukraina dalam perang melawan Rusia.