Jenderal Alexander Bongkar Rencana Jahat ISIS Bantai Penduduk Sipil

VIVA Militer: Kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)
Sumber :
  • Fox News

VIVA – Kelompok milisi anti-Presiden Bashar al-Assad, Hay'at Tahrir Al-Sham dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), diketahui tengah menyusun rencana untuk menyerang pemukiman sipil di Nahleyeh, Suriah. Misi organisasi teroris ini diungkap oleh Wakil Kepala Pusat Rekonsiliasi Perang Suriah, Laksamana Muda Alexander Grinkevich.

Rusia yang menjadi salah satu penyokong pemerintah al-Assad selama hampir 10 tahun Perang Saudara Suriah berkecamuk, saat ini tengah fokus untuk menyelesaikan konflik bersenjata di negara ini. Terutama di wilayah Idlib, yang menjadi zona de-eskalasi.

Akan tetapi, para kelompok teroris itu rupanya ingin kembali mengobarkan perang dengan menyusun strategi serangan ke pemukiman sipil. Perlu diketahui, organisasi teroris Hay'at Tahrir Al-Sham dan ISIS sangat menentang keputusan Rusia dan Turki untuk melakukan gencatan senjata, sejak September 2020 lalu. 

"Pusat Rekonsiliasi Peperangan Rusia telah menerima informasi baru tentang rencana kelompok teroris, untuk menuduh pasukan pemerintah Suriah dan Pasukan Dirgantara Rusia mengirimkan kembali artileri dan serangan udara di daerah berpenduduk, di bawah kendali kelompok bersenjata Ilegal di zona de-eskalasi Idlib," ujar Grinkevich dikutip VIVA Militer dari Sputnik News.

Para anggota milisi ini disebut Grinkevich bakal melancarkan serangan menggunakan pesawat tanpa awak (drone), dan pada akhirnya akan menuduh Pasukan Arab Suriah (SAA) dan Pasukan Dirgantara Rusia (VVKO).

Grinkevich yakin, setelah melakukan pembantaian terhadap warga sipil, kelompok milisi Hay'at Tahrir Al-Sham dan ISIS akan mengunggah rekaman video sebagai propaganda yang akan kembali membuat perang kembali berkecamuk. Kedua organisasi teroris itu akan melimpahkan kesalahan kepada pasukan militer Suriah dan Rusia, sebagai dalang dari serangan tersebut. 

"Para anggota milisi bermaksud untuk mengunggah rekaman video terkait konsekuensi serangan, yang menjadi propaganda mereka di internet, dengan tuduhan terhadap pasukan pemerintah Suriah dan Pasukan Dirgantara Rusia," katanya.