Konvoi Militer Armenia Diserang, Kolonel Victor Mati Mengenaskan
- Armen Press
VIVA – Wilayah Nagorno-Karabakh (Artsakh) hingga saat ini masih menjadi medan pertempuran pasukan Angkatan Bersenjata Armenia dan Azerbaijan. Kabar terbaru dari garis depan, seorang perwira militer Armenia kembali menjadi korban tewas akibat serangan roket dan artileri yang dilancarkan pasukan Azerbaijan, Kamis 29 Oktober 2020.
Dalam laporan yang diperoleh VIVA Militer dari Azertag, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengonfirmasi kematian Wakil Komandan Pasukan Gabungan Angkatan Bersenjata Armenia, Kolonel Victor Arustamyan.
Dengan menggunakan artileri dan roket, militer Azerbaijan menyerang konvoi kendaraan militer Armenia. Arustamyan yang berada di salah satu kendaraan dalam konvoi, tak luput dari hanyaman roket Azerbaijan hingga akhirnya tewas.
"Upaya musuh untuk menyerang ke bebapa arah garis depan pada siang hari 29 Oktober (2020), dengan tegas berhasil dicegah. Musuh terpaksa mundur, menderita kerugian besar pada kendaraan dan personel tempur," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Azerbaijan.
"Karena tindakan balsan, seorang prajurit berpangkat tinggi lainnya yang melakukan kejahatan perang terbunuh. Karena itu, wakil komandan pasukan gabungan pertama, Kolonel Victor Arustamyan tewas akibat serangan ke arah konvoi kendaraan di garis pertahanan Divisi Senapan Motor ke-18 Angkatan Bersenjata Armenia," lanjut pernyataan itu.
Serangan yang dilancarkan pasukan Azerbaijan adalah langkah balasan yang diambil, setelah sebelumnya pasukan Armenia menyerang pemukiman sipil di kota Barda di hari yang sama. Menurut laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari Trend, pasukan Armenia menembaki Barda sekitar pukul 15.18 waktu setempat.
Arustamyan adalah perwira militer Armenia kedua yang tewas dalam pertempuran di Nagorno-Karabakh. Sebelumnya, Komandan Divisi Senapan Motor ke-18 Angkatan Bersenjata Armenia, Kolonel Sergei Shakaryan, juga tewas akibat serangan roket pasukan Azerbaijan.
Sebelum tewas, Shakaryan menerima penghargaan pahlawan tertinggi dari Presiden Republik Nagorno-Karabakh, Arayik Harutyunyan.