Gawat, Moncong Rudal Hipersonik China Sudah Mengarah Taiwan

VIVA Militer: Rudal hipersonik Dongfeng DF-17 Tentara Pembebasan Rakyat China
Sumber :
  • Trensmap.com

VIVA – Situasi di Selat Taiwan dikabarkan semakin memanas, setelah muncul spekulasi jika Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) menyiagakan rudal hipersonik Dongfenf DF-17 di dekat wilayah Republik China (Taiwan). Pasukan Republik Rakyat China (RRC) disebut akan segera melancarkan serangan ke Taiwan.

Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari South China Morning Post (SCMP), Tentara Pembebasan Rakyat China menyiagakan rudal hipersonik jarak menengah Dongfeng DF-17, di dekat pantai tenggara Taiwan. Kabar ini pun sontak membuat pemerintah dan rakyat Taiwan ketakutan.

Penyiagaan rudal hipersonik DF-17 disebut media yang berbasis di Hongkong itu untuk mengadang intervensi negara asing, yang menentang keinginan China untuk kembali memasukkan Taiwan ke dalam wilayahnya. Seperti yang diketahui, Amerika Serikat (AS) adalah negara yang paling menentang ambisi China tersebut.

Pengerahan rudal hipersonik DF-17 juga disebut akan menggantikan peran dua rudal balistik jarak pendek, Dongfeng DF-11 dan DF-15. Dengan jangkaun sejauh 2.500 kilometer, rudal hipersonik DF-17 dipastikan lebih efektif daripada rudal DF-11 yang hanya memiliki jangkauan 300-600 kilometer. Sementara, rudal DF-15 hanya memiliki jangkauan sejauh 600-900 kilometer.

Dalam laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari Liberty Times, dengan siaganya rudal hipersonik DF-17 memungkinkan tentara China untuk menghancurkan dua pangkalan perang Angkatan Bersenjata Taiwan (ROC Armed Forces). Dua pangkalan yang bisa jadi sasaran serangan China itu terletak di Taitung dan Hualien, yang terletak di pantai timur Taiwan.

Bukan cuma rudal hipersonik DF-17 yang berstatus siaga. Kabar lain juga menyatakan jika Korps Marinir Tentara Pembebasan Rakyat China juga sudah siaga. Di sisi lain, Angkatan Udara Tentara Rakyat China (PLAAF) juga telah menyiagakan jet tempur siluman Chengdu J-20.

Status siaga pasukan Tentara Pembebasan China saat ini sangat terkait dengan pernyataan eks Wakil Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA), Laksamana James Winnfeld. 

Dalam laporan VIVA Militer, 24 Agustus 2020 lalu, Perwira tinggi Angkatan Laut AS (US Navy) menyatakan jika China kemungkinan besar akan menyerang Taiwan sesaat sebelum Pemilihan Umum Presiden AS yang akan digelar pada 3 November 2020 mendatang.

Winnfeld memberikan prediksinya dalam sebuah essai yang diterbitkan di US Naval Institute, dan menyebut ada tiga skenario besar pasukan militer China untuk menyerang Taiwan. Salah satunya adalah pencegahan intervensi pasukan Angkatan Bersenjata AS (US Armed Forces), dengan memblokir semua jalur masuk lewat laut.