Aksi Songong Presiden Prancis Hina Islam Bikin Erdogan Ngamuk

VIVA Militer: Recep Tayyip Erdogan dan Emmanuel Macron
Sumber :
  • The Times of Israel

VIVA – Recep Tayyip Erdogan memberikan respons keras terhadap pernyataan kontroversial Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang menyebut Islam tengah mengalami krisis. Perseteruan Presiden Turki dan Macron kembali memuncak, setelah sempat mencapai kesepakatan untuk meningkatkan hubungan Turki-Prancis.

Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari The Indepedent, sepekan lalu Macron memberikan pernyataan yang menggambarkan Islam sebagai agama yang terbelit krisis. Macron memandang bahwa gerakan radikal membuat agama Islam mengalami krisis di seluruh dunia/

Macron menyaksikan sejumlah konflik semisal Perang Saudara Suriah, Perang Saudara Libya, konflik Turki-Yunani, hingga Perang Armenia-Azerbaijan, adalah bukti krisis yang dialami agama Islam. Tak hanya itu, Macron juga menyatakan bahwa Prancis telah berada dalam ancaman terorisme Islam selama hampir 10 tahun terakhir.

"(Islam) adalah agama yang mengalami krisis di seluruh dunia saat ini. Negara ini telah dilanda terorisme Islam sejak 2012 dan kami secara bertahap telah mempersenjatai diri kembali, untuk menghadapi ancaman ini," ujar Macron.

Telinga Erdogan panas mendengar pernyataan Macron. Erdogan yang baru saja melakukan komunikasi dan pencapaian kesepakatan terkait konflik di Laut Mediterania Timur, Libya, dan Perang Armenia-Azerbaijan, kembali menyerang Macron.

Erdogan menganggap perkataan Macron tentang Islam adalah sebuah tindakan provokasi dan tidak memiliki etika. Tak segan, Erdogan menyuruh pemimpin negara yang baru berusia 42 tahun itu untuk jaga bicara.

"Pernyataan Macron bahwa 'Islam dalam krisis' adalah provokasi terbuka dan tanda arogansi. Siapa Anda bisa berbicara tentang struktur Islam? Anda tidak sopan!" kata Erdogan dikutip VIVA Militer dari Orthodox Times.

"Kami baru saja menyepakati dialog dan meningkatkan hubungan sekitar sepekan, atau 10 hari lalu. Lihatlah, seberapa cepat dia melupakan segalanya. Lebih berhati-hatilah saat berbicara tentang masalah yang dia tidak mengerti. Kami mengharapkan dia bertindak sebagai kepala negara yang bertanggung jawab, dan bukan sebagai gubernur kolonial," ujarnya.

Baca juga: Peran Israel di Balik Pembantaian Pasukan Armenia Terbongkar