Erdogan Puas Lihat Azerbaijan Hancurkan Pasukan Armenia
- Washington Post
VIVA – Pasukan Angkatan Bersenjata Azerbaijan diklaim berhasil memenangkan perang melawan pasukan militer Armenia, di wilayah Nagorno-Karabakh. Setelah data yang diluncurkan Kementerian Pertahanan Armenia, ada bukti lain yang menegaskan keberhasilan pasukan Azerbaijan.
Salah satu pihak yang meyakini jika pasukan Azerbaijan telah berhasil memenangkan pertempuran adalah Turki. Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Hurriyet Daily News, kabar itu langsung dilontarkan oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dalam kunjungannya ke Konya, Anatolia Tengah.
"Armenia mengalami hasil yang terduga. Tentara Azerbaijan yang sekarang maju dengan sukses di garis depan, telah menyelamatkan banyak wilayah (Nagorno-Karabakh) dari pendudukan," ujar Erdogan.
Dalam berita VIVA Militer sebelumnya, Kementerian Pertahanan Armenia membongkar data yang memastikan pasukannya telah membunuh 540 orang prajurit Azerbaijan. Tak hanya itu, dalam keterangannya Kementerian Pertahanan Armenia juga mengonfirmasi jumlah kendaraan tempur dan artileri perang Azerbaijan yang berhasil dihancurkan.
Akan tetapi, jika dibandingkan dengan pernyataan Kementerian Pertahanan Azerbaijan pada 30 September 2020, jumlah kematian pasukan Azerbaijan sangat sedikit daripada pasukan Armenia. Saat itu, Kementerian Pertahanan Azerbaijan bahwa, pasukannya telah berhasil menghabisi nyawa 2.300 orang prajurit Armenia dan menghancurkan sejumlah unit kendaraan tempur dan artileri perang.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, melakukan pertemuan khusus dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, Kamis 1 Oktober 2020. Pertemuan itu digelar sebagai bentuk langkah untuk menyelesaikan Perang Armenia-Azerbaijan di Nagorno-Karabakh.
Kabar ini dikonfirmasi langsung oleh Kemneterian Luar Negeri Rusia. Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Rusia memastikan pertemuan Cavusoglu dan Lavrov adalah untuk mengambil langkah bersama penyelesaian konflik.
"(Kedua menteri) untuk koordinasi yang erat dari tindakan Rusia dan Turki untuk menstabilkan situasi dengan tujuan, mengembalikan penyelesaikan konflik Nagorno-Karabakh ke saluran damai," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.
Pertemuan Cavusoglu dan Lavrov menjadi bukti jika hubungan Turki dan Rusia semakin membaik. Sebab dalam berita VIVA Militer, Kamis 1 Oktober 2020, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengultimatum Turki untuk tidak ikut campur dalam Perang Armenia-Azerbaijan.
Pernyataan Zakharova muncul pasca peristiwa jatuhnya dua unit jet tempur Sukhoi Su-25 milik Angkatan Bersenjata Armenia. Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari BulgarianMilitary.com, dua pesawat tempur Armenia itu ditembak jatuh oleh jet tempur F-16 Fighting Falcon Angkatan Udara Turki (THK).
Baca juga: Ngeri, Rudal-rudal Azerbaijan Bombardir Ibukota Nagorno-Karabakh