China Anggap Taiwan Culun Meski Punya Armada F-16 Terbesar di Asia
- Times of India
VIVA – Bahaya agresi Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) membuat pemerintah Republik China (Taiwan) beserta Angkatan Bersenjata Taiwan (ROC Armed Forces) berpikir keras. Sebab, semakin hari pasukan militer China semakin berani menunjukkan taringnya bahkan di dekat teritorial Taiwan.
VIVA Militer melaporkan dalam berita, Rabu 23 September 2020, Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, mengunjungi Pangkalan Angkatan Udara (ROCAF) Penghu Magong, untuk meninjau langsung pesawat tempur produksi dalam negeri, F-CK-1 Ching Kuo. Tak hanya itu, Tsai juga mengobarkan api perlawanan kepada seluruh prajurit ROCAF seiring ancaman China yang kian meningkat.
Tsai sadar betul bahwa Tentara Pembebasan Rakyat China punya kekuatan yang jauh berada di atas Taiwan. Anggapan Tsai memang benar adanya. Akan tetapi di sisi lain, Angkatan Udara Taiwan sebenarnya punya kekuatan yang cukup untuk memberikan perlawanan kepada Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF).
Bagimana tidak, dalam data Flightglobal yang dikutip VIVA Militer, saat ini Taiwan memiliki 232 unit jet tempur F-16 Fighting Falcon buatan Amerika Serikat (AS). Sementara dalam laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari The Straits Times, jumlah armada F-16 Taiwan masih akan bertambah drastis setelah persetujuan pembelian 200 unit lagi dari AS pada 2019.
Pemerintah Taiwan menggelontorkan dana sebesar US$8 miliar, atau setara dengan Rp116,9 triliun, untuk membeli 200 unit jet tempur F-16 terbaru dengan berbagai varian. Itu berarti, total Angkatan Udara Taiwan memiliki jet tempur F-16 sebanyak 432 unit. Dengan jumlah itu, Angkatan Udara Taiwan menyandang status sebagai negara dengan armada F-16 terbesar di Asia.
Sayangnya, meski punya ratusan unit jet tempur F-16 Taiwan kerap dilecehkan tentara China. Bagaimana tidak, pesawat-pesawat Angkatan Udara China, baik jenis intai maupun pesawat tempur, seringkali menerobos wilayah udara Taiwan secara ilegal.
Tentara Pembebasan Rakyat China yang terus meningkatkan persiapannya, bulan ini dikabarkan mengerahkan jet-jet tempurnya melintasi garis tengah Selat Taiwan. Pesawat-pesawat PLAAF dengan provokatif bergeak di dekat Kepulayan Pratas yang dikuasai Taiwan, di wilayah Laut China Selatan.
Bulan lalu, Kementerian Pertahanan Taiwan dalam laporannya mengatakan bahwa Angkatan Udara China sengaja mengirim pesawat-pesawat tempurnya di garis tengah Selat Taiwan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi waktu respons Angkatan Udara Taiwan.
"(China) berupaya untuk menguras pertahanan udara kami. (Pergerakan pesawat China) memberikan tekanan besar dan meningkatkan beban tanggapan kami," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Taiwan.
Tentara Pembebasan Rakyat China diperkirakan masih akan terus melanjutkan aktivitas militernya di sejumlah wilayah perairan dan udara, dekat teritorial Taiwan. Pasukan di bawah komando Jenderal Li Zuocheng jadi senjata utama Presiden Xi Jinping, untuk memuluskan ambisinya mencaplok Taiwan kembali dalam wilayah China.
Baca juga: Ternyata Israel yang Hasut Amerika Buat Tarik Bom Nuklir dari Turki