Inggris Dibombardir Pilot Pesawat Tempur Militer Arab Saudi
- RAF
VIVA – Sebuah kabar mengejutkan datang dari Inggris. Pilot pesawat tempur Kerajaan Arab Saudi alias Royal Saudi Air Force (RSAF) disebutkan telah melakukan serangan udara membombardir ke beberapa target di negara itu.
Pelatihan rahasia pilot jet tempur Arab Saudi itu diungkapkan Declassified UK. Dalam laporannya dilansir VIVA Militer, Jumat 11 September 2020, Kementerian Pertahanan Inggris menyebutkan pilot jet militer Arab Saudi itu bagian dari latihan bersama pasukan Angkatan Udara Inggris, Royal Air Force (RAF).
Hanya saja, Kemenhan Inggris tak mau memenuhi permintaan Declassified UK untuk merilisi video serangan udara ke daratan Inggris itu. Bahkan merahasiakan wilayah Inggris yang telah dibombardir pilot RSAF dalam misi itu.
Yang lebih tak disangka lagi, Inggris bahkan memberikan akses sangat leluasa bagi pilot jet tempur Arab Saudi untuk menggunakan 25 bandar udara sipil dalam latihan serangan termpur itu.
Dari informasi yang ditemukan di sekolah pelatihan terbang RAF, ada beberapa bandara sipil besar yang dipakai seperti Liverpool, Cardiff, Derby, Bristol, Newcastle dan Aberdeen.
Latihan rahasia itu tentu menjadi sorotan dunia di tengah pembantaian yang terus digencarkan RSAF ke warga sipil Yaman. Serangan RSAF ke Yaman saat ini dinilai sebagai sebuah kejahatan perang karena penyerangan menargetkan warga sipil, sekolah dan rumah sakit.
Dalam data yang telah diterbitkan Proyek Data Yaman, setidaknya sudah 18.500 warga sipil tewas dalam lebih dari 20.000 serangan udara koalisi RSAF.
Beberapa hari lalu, sekelompok ahli yang ditugaskan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Yaman mengatakan mereka memiliki alasan yang masuk akal" untuk percaya bahwa serangan udara yang dilakukan okoalisi pada tahun 2019 , serta dugaan pelanggaran yang dilakukan Houthi dan pihak lain yang terlibat dalam serangan itu. konflik antara Arab Saudi dan Houthi telah masuk kategori kejahatan perang.
Laporan PBB mengidentifikasi Inggris, bersama dengan AS dan negara bagian lainnya, sebagai pendukung utama dan pemasok senjata untuk koalisi yang telah membantu melanggengkan konflik yang sudah terjadi sejak 2015.