Jenderal Yugoslavia Pembantai Muslim Albania Mati di Belgrad
- Balkan Insight
VIVA – Jenderal Dragoljub Ojdanic, mantan Panglima Angkatan Bersenjata Yugoslavia (VJ), meninggal dunia pada usa 79 tahun di Belgrade, Serbia, 6 September 2020. Ojdanic adalah sosok yang bertanggung jawab atas kematian ribuan warga sipil Muslim Albania Kosovo, dalam Perang Kosovo (1998-1999).
Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari RTK Live, Kementerian Pertahanan Serbia mengonfirmasi kematian Ojdanic akibat penyakit yang dideritanya.
Ojdanic menghabiskan sebagian besar kariernya di Angkatan Darat Yugoslavia, periode 1964 hingga 2000. Pada 1996, Ojdanic yang berpangkat jenderal, diangkat Presiden Republik Federal Yugoslavia, Slobodan Milosevic, sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Yugoslavia.
Di bawah kepemimpinannya, militer Yugoslavia saat terlibat dalam Perang Kosovo yang berlangsung mulai Februari 1998 hingga 11 Juni 1999. Puluhan ribu pasukan Angkatan Bersenjata Yugoslavia dikerahkan Ojdanic dalam perang melawan Tentara Pembebasan Kosovo yang didukung pasukan Pakta Atlantik Utara (NATO).
Setelah perang berakhir, Ojdanic dicap sebagai penjahat perang yang diklaim telah membunuh lebih dari 8 ribu warga sipil Kosovo. Karena kejahatannya, Ojdanic dijatuhi hukuman 15 tahun penjara oleh Pengadilan Kriminal untuk Bekas Yugoslavia pada 2009.
"Ojdanic telah memberikan bantuan praktiks, dorongan, dan dukungan moral kepada pasukan VJ yang terlibat dalam pemindahan paksa orang-orang Albania Kosovo dalam tindakan terkoordinasi dengan MUP (Kementerian Pertahanan Serbia)," bunyi pernyataan putusan engadilan Kriminal untuk Bekas Yugoslavia.
"Selain mengeluarkan perintah yang memungkinkan VJ berada di lokasi di mana kejahatan dilakukan, Ojdanic juga menahan diri dari mengambil tindakan efektif yang dimilikinya. Seperti secara khusus menyelediki pemindahan paksa, terlepas dari kesadarannya akan insiden ini," lanjut pernyataan Pengadilan Kriminal untuk Bekas Yugoslavia.
Setelah menjalani empat tahun masa tahanan, Ojdanic diketahui mengajukan banding. Akan tetapi, Mahkamah Internasional yang berpusat di Den Haag, Belanda, justru menyatakan bahwa Ojdanic telah mencabut bandingnya dan mengakui kejahatan yang dilakukannya.
Anehnya, setelah menjalani dua per tiga masa hukumannya Ojdanic pun dibebaskan Pada 2013. Setelah bebas, Ojdanic tinggal di Belgrade hingga menghembuskan nafas terakhirnya.
Baca juga: Siap Habisi Pasukan Yunani, Tentara Jihad Suriah Rela Mati Buat Turki