Kapal Perang Amerika Tiba di Yunani, Turki Bakal Dikeroyok
- US Naval Institute
VIVA – Militer Amerika Serikat (AS) akhirnya mengerahkan pasukannya ke Laut Mediterania Timur seiring ketegangan antara Yunani dengan Turki di wilayah tersebut. Kapal Angkatan Laut (US Navy), Hershel "Woody" Williams, tiba di Pulau Kreta, Yunani, Rabu 19 Agustus 2020.
Menurut laporan yang diperoleh VIVA Militer dari Voice of America, kapal perang raksasa USS Hershel "Woody" Williams disebut berangkat dari pangkalan militer AS di Naples, Italia, dan dalam kondisi siaga penuh menghadapi konflik Yunani-Turki.
Kapal perang sepanjang 230 meter ini adalah pangkalan militer terapung, yang berfungsi sebagai pusat transportasi dan dukungan cepat operasi militer.
Belum diketahui peran militer Amerika dalam konflik Yunani-Turki, dan berapa lama kapal perang USS Hershel "Woody" Williams akan singgah di Teluk Souda, Kreta, Yunani.
Kekhawatiran perang meletus pun semakin besar. Pasalnya, Prancis di bawah komando Presiden Emmanuel Macron sudah lebih dulu mengerahkan armada tempurnya untuk membantu Yunani sejak pertengahan Agustus 2020.
Meski belum diketahui apakah tujuan militer AS datang ke Yunani, sejumlah pengamat militer menduga bahwa Amerika akan membantu Negeri Seribu Dewa itu. Sebab di sisi lain, hubungan AS dan Turki juga tengah dilanda ketegangan.
Keputusan Turki untuk membeli rudal sistem pertahanan udara S-400 Triumf kepada Rusia, membuat AS geram. Hingga pada akhirnya, keberadaan Turki dalam program jet siluman F-35 Lightning II ditangguhkan AS.
Selain kapal perang militer AS, sejumlah armada tempur dari negara-negara Uni Eropa juga dikabarkan akan segera tiba di Laut Mediterania Timur. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Siprus, Nikos Christodoulidis.
Belum habis sampai di situ, kedatangan kapal perang militer Amerika ini dikabarkan mendapat respons dari Rusia. Militer Rusia dikabarkan mengambil langkah cepat dengan mengirim salah satu kapal fregatnya di wilayah Laut Mediterania Timur.
Yunani dan Turki terlibat konflik atas hak energi di Laut Mediterania Timur. Ketegangan pada awalnya dipicu oleh keputusan Turki untuk mengeksploitasi minyak dan gas di wilayah Laut Aegea, yang diklaim sebagai teritorial Yunani, dengan pengerahan kapal riset Oruc Reis. Yunani pun berang dan memberi respons dengan operasi armada tempur militernya.