Akal-akalan Xi Jinping di Balik Aksi Pamer Kekuatan Militer China
VIVA – Sebuah pernyataan tegas dilontakan oleh seorang pejabat tinggi Republik China (Taiwan), menyusul ketegangan yang kian memanas dengan Republik Rakyat China (RRC). Ada dugaan bahwa aksi pamer kekuatan China hanyalah pengalihan perhatian, sementara China tengah dihantam berbagai masalah, mulai dari pendemi hingga bencana alam.
Seperti yang diketahui, saat ini China terus menunjukkan ambisinya untuk mengembalikan Taiwan ke dalam wilayah kekuasaannya. Dalam berita VIVA Militer sebelumnya, armada tempur militer China sudah bersiaga di wilayah tenggara perairan Taiwan dan tinggal menunggu instruksi untuk menyerang.
Namun demikian, Wang Ting-yu punya justru memberikan analisanya di balik peningkatan aktivitas Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA). Dalam pandangannya, Wang yang merupakan seorang legislator Partai Progresif Demokratik Taiwan dan anggota Komite Urusan Luar Negeru dan Pertahanan Naisonal Taiwan. menyebut bahwa aksi unjuk taring militer China dilakukan untuk menutupi masalah internal negaranya.
Analisa Wang cukup masuk akal. Sebab, sejak akhir 2019 China sudah dihantam wabah Virus Corona (COVID-19) yang pada akhirnya menjadi pandemi dunia. Setelah itu pada awal Juli 2020, banjir pun menerjang sejumlah wilayah Negeri Tirai Bambu. Selan itu, Wang juga yakin bahwa saat ini China tengah mengalami krisis pangan dan ekonomi.
Oleh sebab itu lah, Wang yakin Presiden China, Xi Jinping, memutuskan untuk mengedepankan citra militer China untuk mengalihkan perhatian. Tak hanya soal pencaplokan Taiwan, beberapa waktu lalu China juga terlibat perseteruan dengan Amerika Serikat (AS), dan sejumlah negara Asia Tenggara.
"Kami melihat bahwa dibandingan dengan situasi domestik China, Partai Komunis China memiliki beberapa masalah di dalam negaranya, COVID-19, banjir, kekurangan pangan dan ekonomi yang sedikit lebih buruk dari biasanya," ujar Wang kepada Al Jazeera.
"Kami pikir sesuatu terjadi di dalam kepemimpinan (Partai) Komunis China. Mungkin, Xi menghadapi semacam tantangan, dan mereka menggunakan konflik di luar untuk mengalihkan (masalah) kepemimpinan (internal)," katanya.
Hal itu terjadi akibat sejumlah insiden yang didalangi oleh militer China di Laut China Selatan, sejak awal 2020. Penenggelaman kapal ikan berbendera Vietnam, eksplorasi ilegal di wilayah perairan Malaysia, penerobosan wilayah perairan Natuna di Indonesia, hingga klaim atas sejumlah kepulauan di wilayah perairan internasional itu, membuat beberapa negara geram.